Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit diproyeksi hanya akan tumbuh 9,6% di akhir 2018. Ini lebih rendah dari proyeksi regulator baik Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu 10%-12%.
Proyeksi pertumbuhan kredit di bawah 10% sampai akhir tahun ini berdasarakan riset Kresna Securities yang dikutip kontan.co.id, Minggu (30/9). Dalam riset ini disebut bahwa pertumbuhan kredit diproyeksi tidak akan terlalu tinggi sebagai bagian dari risiko likuditas yang ada di sistem perbankan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) terakhir, rasio kredit dibandingkan dana pihak ketiga (DPK) sampai Agustus 2018 sebesar 96,5%. Masih menurut riset ini, tidak akan tingginya pertumbuhan kredit sampai akhir 2018 juga disebabkan oleh risiko kenaikan suku bunga acuan BI.
Seperti diketahui, kemarin BI mengumumkan telah menaikkan bunga acuan 25 basis point (bps) menjadi 5,75%. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan kredit sampai akhir tahun adalah faktor politik salah satunya adalah digelarnya pemilu pada tahun depan.
Boedi Armanto, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK mengaku masih optimistis pertumbuhan kredit sampai akhir 2018 bisa di atas 10%.
“Ini karena selama dua bulan ini yaitu Juli 2018 dan Agustus 2018 pertumbuhan kredit naik cukup tinggi,” kata Boedi kepada kontan.co.id, Jumat (28/9). Sebagai gambaran pertumbuhan kredit Agustus 2018 perbankan sebesar 12,12% yoy.
Paul Sutaryono, Pengamat Perbankan mengatakan pertumbuhan kredit akan tetap tumbuh subur. “Hal itu ditopang terutama oleh kredit infrastruktur yang terus berjalan dengan model kredit sindikasi,” kata Paul kepada kontan.co.id, Jumat (28/9).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga didorong supaya lebih berkembang di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), bukan hanya di Pulau Jawa. Dengan demikian, penyaluran kredit juga akan lebih luas cakupannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News