kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,51   -5,84   -0.63%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis: Renegosiasi harga jadi strategi mempercepat penjualan Bank Permata


Selasa, 21 April 2020 / 19:20 WIB
Analis: Renegosiasi harga jadi strategi mempercepat penjualan Bank Permata
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Bank Permata.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai ditekennya amendment letter terkait penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) jadi salah satu strategi PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank (SCB) untuk mempercepat transaksi.

“Di tengah pandemi Covid-19, Astra dan SCB pasti terpukul, Sehingga mereka mungkin butuh uang tunai lebih cepat. Akhirnya renegosiasi harga yang menurun diterima,” katanya kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Ini penyebab harga Bank Permata (BNLI) ke Bangkok Bank turun

Senin (20/4) PT Astra Interantional Tbk (ASII) bersama Standard Chartered Bank dengan Bangkok Bank meneken amendment letter yang mengubah harga jual Bank Permata menjadi 1,63 ali book value. Dalam perjanjian jual beli saham 12 Desember 2019 lalu, mereka sepakat harga jual senilai 1,77 kali book value.

amendment letter tersebut berlaku jika pembayaran transaksi dilakukan paling lambat Juni 2020. Setelah dari itu, harga jual akan kembali mengacu kepada perjnjian jual beli saham Desember 2019 dengan harga 1,77 kali book value.

“Bangkok Bank tentu saja pasti akan melihat bagaimana fundamental industri perbankan di tengah pandemi Covid-19. Beruntungnya di Indonesia ada relaksasi dari OJK sehingga dampaknya tidak akan besar terhadap NPL,” sambungnya.

Sementara dalam keterangan resminya Standard Chartered bilang mengacu harga jual 1,63 kali book value pihaknya akan tetap mendapat untung bersih senilai US$ 300 juta atau setara Rp 4,74 triliun.

Nilai ini berkurang hingga 40% dibandingkan dengan kesepakatan pada Desember yang diakui Standard Chartered bisa memberikan untung bersih hingga US$ 500 juta atau setara Rp 7,12 triliun. porsi serupa juga akan diterima oleh Astra mengingat keduanya masing-masing akan menjual 44,56% kepemilikannya.

Baca Juga: Amendment letter diteken, nilai akuisisi Bank Permata berubah menjadi 1,63 kali PBV

“Estimasinya ada pengurangan hingga 18% nilai transaksi dibandingkan kesepakatan pada Desember 2019. Ini disebabkan oleh beberapa revisi penilaian. Pengurangan ekuitas pemegang saham Bank Permata karena adopsi IFRS 9, dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS baru-baru ini,” tulis Standard Chartered.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×