kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analisis BI: DPK bank melambat di Desember, deposito terkerek kenaikan suku bunga


Kamis, 31 Januari 2019 / 17:43 WIB
Analisis BI: DPK bank melambat di Desember, deposito terkerek kenaikan suku bunga


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analisis uang beredar Bank Indonesia (BI) mencatat dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan tumbuh 6,1% secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2018. Sepanjang tahun lalu, DPK perbankan mencapai Rp 5.455,5 triliun.

Pertumbuhan DPK pada Desember 2018 mengalami perlambatan bila dibandingkan November 2018 yang tumbuh 7,1% yoy menjadi Rp 5.406,4 triliun.

Data yang dirilis oleh bank sentral pada Kamis (31/1) menunjukkan deposito mengalami akselerasi pertumbuhan dari 4,1 % yoy pada November 2018 menjadi 5,6% yoy pada Desember 2018 menjadi Rp 2.394,4 triliun.

Pertumbuhan deposito terjadi baik pada simpanan berjangka milik nasabah korporasi maupun perseorangan. Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan suku bunga simpanan berjangka pada Desember 2018.

BI mencatat, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka seluruh tenor mengalami kenaikan pada Desember 2018. Suku bunga simpanan berjangka dengan tenor satu bulan sebesar 6,92%, tenor tiga bulan sebesar 6,84%, tenor enam bulan sebesar 7,06%, tenor 12 bulan sebesar 6,51% dan tenor 24 bulan sebesar 7,21%.

Sementara itu, rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Desember 2018 mengalami penurunan yakni sebesar 12 basis poin dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 10,80%.

Berdasarkan jenisnya, pertumbuhan DPK pada instrumen valas lebih besar dibandingkan dalam instrumen rupiah. DPK valas tumbuh 8,1% yoy menjadi Rp 764,9 triliun. Sedangkan DPK dalam instrumen rupiah tumbuh 5,8% yoy menjadi Rp 4.690,6 triliun.

Bila dibandingkan dengan pertumbuhan November 2018, giro valas dan tabungan berdominasi rupiah mengalami perlambatan. Giro valas tumbuh sebesar 9,2% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 41,7% yoy. Perlambatan giro valas terutama berasal dari nasabah korporasi di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Sementara itu, pertumbuhan tabungan rupiah melambat dari 8,5% yoy pada November 2018 menjadi 7,5% yoy khususnya tabungan rupiah milik nasabah perseorangan di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×