kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ani Yudhoyono: Masih ada pengusaha kecil sulit mendapatkan KUR


Rabu, 03 Agustus 2011 / 14:39 WIB
Ani Yudhoyono: Masih ada pengusaha kecil sulit mendapatkan KUR
ILUSTRASI. Seorang wanita mendapat vaksin flu di sebuah rumahsakit di Seoul, Korea Selatan, 21 Oktober 2020.


Reporter: Astri Kharina Bangun | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Ibu Negara Ani Yudhoyono mengharapkan kalangan perbankan memberikan kemudahan dalam penyaluran kredit kepada pengusaha maupun perajin kecil. Ani menyatakan, masih ada pengusaha kecil yang sulit memperoleh kredit usaha rakyat (KUR).

"Ada yang bilang, susah mendapatkan KUR dan menyarankan KUR dibubarkan saja," ujar Ani dalam sambutannya di acara Pembukaan Pameran Kridaya 2011, Rabu (3/8). Dia menambahkan, sebaiknya bank memberi penjelasan bila para pengusaha kecil ini gagal memperoleh kredit.

Bank Indonesia menyatakan lambannya penyerapan KUR lantaran bank harus berhati-hati menyalurkan kredit. Apalagi, masih banyak pengusaha kecil yang belum memiliki sistem pembukuan yang baik. "Bank harus melihat apakah usaha yang diajukan layak atau tidak," kata Mahdi Mahmudy, Deputi Direktur Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM Bank Indonesia.

Plafon penyaluran kredit KUR per semester pertama 2011 mencapai Rp 48,99 triliun, dengan outstanding Rp 24,81 triliun, dan debitur 4,8 juta. Sedangkan total penyaluran kredit Usaha Kecil Menengah dan Mikro (UMKM) hingga semester pertama 2011 mencapai Rp 436,7 triliun. Dari jumlah tersebut, tingkat non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah sebesar 4,59%.

Mahdi berharap angka NPL bisa berkurang dengan adanya lembaga pemeringkat UMKM. Lembaga tersebut masih dikaji oleh Bank Indonesia. Pihak yang dilibatkan antara lain kalangan universitas dan lembaga pemeringkat Pefindo. "Kami mengharapkan (angka NPL) bisa di bawah 4%," kata Mahdi. Tapi dia belum bisa memastikan kapan lembaga pemeringkat tersebut dapat terbentuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×