Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tekad Australia and New Zealand Banking (ANZ) Ltd untuk menjual saham Bank Pan Indonesia (Panin) sudah bulat. Manajemen Panin mengakui, ANZ melalui Votraint Nomo 1103 PTY LTD berniat melego kepemilikannya di Panin.
Roosniati Salihin, Wakil Direktur Utama Bank Panin, mengatakan alasan penjualan saham tersebut untuk memenuhi aturan prinsip kepemilikan tunggal atau single presence policy (SPP) Bank Indonesia (BI).
"Nantinya ANZ Ltd hanya akan memiliki saham 25% di Bank Panin," kata dia, belum lama ini. Seperti diketahui, ANZ Ltd melalui Votraint Nomor 1103 PTY LDT memiliki 39% saham di Bank Panin. Di pihak lain, ANZ Ltd juga menguasai 99% saham di Bank ANZ Indonesia. Ini berarti ANZ Ltd terkena aturan kepemilikan tunggal lantaran perusahaan asal Selandia Baru itu memiliki saham mayoritas di dua bank.
BI mengimbau, pemegang saham yang memiliki saham mayoritas pada dua bank di Indonesia harus melakukan konsolidasi atas bank-bank yang dikendalikan, atau membentuk perusahaan induk di bidang perbankan (Bank Holding Company/BHC) atau membentuk fungsi holding. Namun, ANZ Ltd memilih jalan mengurangi saham mereka di Bank Panin.
Pembeli Panin
Lantas, siapa yang membidik saham Bank Panin. Berdasarkan berita yang beredar sebelumnya, Mizuho Financial Group Inc ingin sekali menjadi pemegang saham baru di Bank Panin. Grup Mizuho berencana masuk ke Bank Panin dengan membeli 39% saham milik ANZ Ltd.
Bank beraset terbesar kedua di Jepang ini sudah memulai pembicaraan dengan ANZ sejak bulan lalu dan menawarkan US$ 570 juta atau Rp 5,87 triliun (kurs Rp 10.292 per dollar AS) untuk menggenggam 39% saham Bank Panin.
Berdasarkan data Bank Panin, pemegang saham bank ini terdiri dari ANZ Ltd melalui Votraint sebesar 39%, kemudian PT Panin Financial Tbk sebesar 45% dan publik 15%. Jika ANZ hanya ingin memiliki 25% saham di Bank Panin, maka mereka bakal menjual 14% saham.
Namun Roosniati enggan menyebutkan kepada pihak mana ANZ bakal menjual sahamnya. Alasannya, kepemilikan saham adalah keputusan pemegang saham, sedangkan manajemen hanya bertugas mengelola operasional bank.
"Ada masalah internal di ANZ dan Panin tidak benar, karena kami telah bermitra dengan ANZ sejak 1993. Dan sampai kini masih baik-baik saja," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, ANZ dan Panin diisukan pecah kongsi. Ini bermula ketika ANZ ingin menguasai mayoritas saham Bank Panin, namun pemegang saham Panin tak merestuinya (KONTAN, 26 April 2013).
Berdasarkan laporan BI, Bank Panin mengantongi laba sebesar Rp 1,25 triliun per akhir Juli tahun ini. Jumlah tersebut tumbuh 4,32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,20 triliun. Di periode yang sama, kreditnya tumbuh 17,85% menjadi Rp 99,65 triliun dan dana pihak ketiga Panin tumbuh 15,05% menjadi Rp 107,17 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News