Asei Terapkan Sejumlah Strategi Guna Menekan Klaim Asuransi Kredit

Selasa, 11 November 2025 / 14:54 WIB

ILUSTRASI. Kantor PT Asuransi Asei Indonesia Jakarta./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/30/04/2019.

Reporter: Ferry Saputra | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Asei Indonesia menjadi salah satu perusahaan asuransi umum yang menggarap lini asuransi kredit. Di tengah kondisi rasio klaim asuransi kredit yang tinggi, Direktur Utama Asuransi Asei Dody Dalimunthe mengatakan pihaknya menerapkan sejumlah strategi untuk menekan klaim.

Asal tahu saja, data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan bahwa lini asuransi kredit di industri mencatatkan rasio klaim tertinggi dengan angka mencapai 82% pada semester I-2025. Untuk asuransi kredit, Dody bilang strategi yang dilakukan Asei, meliputi peningkatan kualitas underwriting dan memperketat analisis risiko sesuai POJK 20/2023.

"Asei melakukan analisis lebih mendalam terhadap debitur dalam asuransi kredit dan karakteristik nasabah atau risiko di asuransi kredit," ungkapnya kepada Kontan, Selasa (11/11/2025).

Selain itu, Dody menyebut Asei juga menyelaraskan syarat dan ketentuan dengan profil risiko bank pemberi kredit. Jadi, dia bilang bukan semua risiko diambil, melainkan hanya yang profilnya lebih bersih.

Asei juga menerapkan kerangka Governance, Risk, and Compliance (GRC) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memitigasi risiko sebagai bagian dari transformasi manajemen risiko. Dengan demikian, adanya kerangka GRC dapat memastikan bahwa risiko terukur, data tersedia, serta adanya pengendalian.

Dody mengatakan diversifikasi lini bisnis juga menjadi bagian penting dari strategi untuk memperbaiki struktur premi dan profitabilitas.

"Kami mencoba tidak terlalu bergantung pada satu lini bisnis yang tinggi klaimnya. Ditambah, menganalisis retensi premi dan reasuransi dengan lebih berhati-hati," tuturnya.

Sementara itu, Dody tak memungkiri bahwa asuransi kredit merupakan lini usaha asuransi yang memiliki potensi premi signifikan bagi perusahaan asuransi. Dia bilang sifat dari produk asuransi kredit adalah pertanggungan dengan jumlah peserta asuransi yang banyak untuk memenuhi hukum bilangan besar (law of the large number) guna mencapai skala efisiensi.

Meski memiliki potensi premi signifikan, Dody menerangkan bisnis asuransi kredit juga dipandang berisiko karena klaim meningkat tergantung aspek ekonomi makro, seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga debitur tidak mampu bayar. Dengan demikian, Asei akan fokus memperketat lini usaha tersebut.

Menurutnya, ketika klaim meningkat secara signifikan dan combined ratio melewati 100% (underwriting menghasilkan kerugian), maka perusahaan akan mempertimbangkan restrukturisasi portofolio bisnis atau menghindari pertumbuhan agresif di lini yang berisiko tinggi sebagai bagian dari manajemen risiko underwriting.

Untuk Asuransi Kredit, Dody menyebut saat ini Asei menyesuaikan polis mengacu kepada ketentuan POJK 20/2023. Fitur polis asuransi kredit Asei sendiri akan menyesuaikan dengan karakteristik bank, debitur bank, dan kondisi ekonomi.

Jika dilihat berdasarkan laporan keuangan, Asei mencatat total pendapatan premi sebesar Rp 363,64 miliar per September 2025. Adapun nilai klaimnya mencapai Rp 266,29 miliar per September 2025.