Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) optimistis bisa melampaui target kinerja yang telah ditetapkan di tahun ini. Terlebih, sepanjang semester I lalu, sebagian besar target telah terealisasi lebih dari 50%.
Satu contoh, hasil underwriting telah mencapai Rp 209,3 miliar. Angka tersebut setara 68,08% dari target tahun ini sebesar Rp 351,8 miliar. Begitu juga dengan hasil investasi yang telah mencapai Rp 118,62 miliar atau 51,9% dari target Rp 228,4 miliar.
Meski naik pesat, Antonius Chandra S, Direktur Utama Askrindo memilih langkah konservatif di separuh kedua tahun ini. Pihaknya yakin bisa melewati target. "Tapi ada beberapa indikator seperti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kenaikan suku bunga acuan, hingga tingkat inflasi tinggi. Jadi, saya pilih konservatif saja," ucap Antonius, Rabu (17/7).
Menurut dia, indikator tersebut dapat mempengaruhi permintaan kredit. Maka, Askrindo menyiapkan beberapa langkah demi mencegah perlambatan pertumbuhan. Salah satunya, menjaga agar angka klaim tak melonjak.
Misalnya dengan mengawasi penjaminan yang berjalan. Upaya lain, jeli melihat kredit potensial dan sehat, misalnya properti skala kecil, terutama pembeli rumah pertama. Namun, Askrindo juga melayani kredit properti skala besar.
Hingga semester satu lalu, Askrindo sudah merealisasikan laba sebelum pajak sebesar Rp 212,5 miliar atau 61% dari target akhir tahun sebesar Rp 350,3 miliar. Tahun ini, Askrindo menargetkan laba dari non-kredit usaha rakyat (KUR) naik dua kali lipat dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 100 miliar.
Penjaminan KUR juga diyakini akan naik. Soalnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah menyetujui alokasi penyertaan modal negara (PMN) lewat KUR sebesar Rp 2 triliun. Alokasinya, sebesar Rp 880 miliar untuk Askrindo dan Rp 1,12 triliun untuk Jamkrindo. "Mungkin pencairan dana PMN bisa kami dapatkan setelah lebaran nanti," kata Antonius.
Dengan penambahan modal itu, ekuitas KUR Askrindo akan mencapai sekitar Rp 5,9 triliun dari posisi saat ini Rp 4,1 triliun. Sedangkan ekuitas non-KUR saat ini mencapai Rp 700 miliar.
Mendatang, sesuai peraturan yang ada, suntikan modal melalui PMN kepada Askrindo akan berakhir pada tahun 2014. "Kami belum tahu bagaimana nanti karena pemerintah dan kebijakannya baru," kata Antonius. Dia berharap, aliran modal KUR tetap jalan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News