kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Aspan yakin raih premi Rp 625 miliar


Jumat, 21 Agustus 2015 / 11:37 WIB


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Meski kondisi ekonomi tengah melempem, PT Asuransi Purna Arthanugraha (Aspan) percaya diri bisa mengejar target pertumbuhan bisnis di tahun ini. Mulai semester II, perusahaan asuransi umum ini yakin bisa mengejar target premi yang dipatok hingga Rp 625 miliar hingga akhir tahun.

Herry Setianto, Direktur Asuransi Purna Arthanugraha bilang, target tersebut melejit 92,31% dari realisasi premi hingga akhir tahun lalu yang hanya Rp 325 miliar. Menurut dia, potensi untuk meraup kenaikan premi yang tinggi masih tergolong besar. Sebab, asuransi ini sedang gencar mendiversifikasikan lini bisnis mereka.

Sampai pertengahan tahun ini, Herry mengakui, perolehan premi yang mereka kantongi memang baru mencapai sekitar 22% dari target tahunan. "Hingga semester I-2015 memang baru Rp 140 miliar," kata Herry, Selasa (11/8).

Tapi, Herry bilang, kondisi seperti ini memang biasa terjadi dalam bisnis asuransi umum. Sebab, menurut dia, bisnis Aspan baru meningkat di semester kedua saban tahunnya, baik untuk pencatatan premi bisnis baru, maupun untuk premi renewal.

Perusahaan asuransi yang porsi sahamnya paling besar dimiliki oleh Yayasan Kesehatan Pensiunan PT Pelni ini mengaku tengah mencari cara untuk menata ulang portofolio bisnisnya. Perusahaan ini berencana mengurangi asuransi marine hull. Sebagai gantinya, Aspan akan meningkatkan lini bisnis asuransi yang lain. Sejatinya langkah ini sudah dilakukan oleh Aspan sejak 2013.

Herry menambahkan, diversifikasi bisnis ini dilakukan karena mereka harus membagi bisnis asuransi marine hull dengan asuransi milik pemerintah yang lain. "Ada sinergi BUMN yang digalakkan pemerintah, akibatnya kami tak lagi bisa mengandalkan perolehan bisnis dari PT Pelni," imbuh dia.

Menurut Herry, porsi premi dari asuransi marine hull saat ini tersisa 10%. Sedangkan kontributor terbesar berasal dari asuransi properti permintaannya masih tetap tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×