Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek bisnis produk asuransi berbalut investasi yakni Paydi memang terhitung prospektif. PT Asuransi Bintang Tbk misalnya yang berencana masuk ke bisnis ini seiring meningkatnya nilai ekuitas perusahaan.
Presiden Direktur Asuransi Bintang Hastanto S.M Widodo menjelaskan, peluncuran produk Paydi merupakan strategi bisnis di tahun depan.
Tak hanya itu, perusahaan asuransi berkode saham ASBI ini juga akan merilis produk lain yakni asuransi penjaminan. Jadi secara total, Asuransi Bintang berencana memasarkan dua produk anyar di 2018.
Maklum saja, langkah tersebut juga sejalan dengan nominal ekuitas perusahaan. Manajemen ASBI sendiri memproyeksikan sampai akhir 2017 ini ekuitas perusahaan mampu mencetak angka Rp 255,43 miliar. Dengan begitu, ini akan membuat rencana bisnis perseroan berjalan mulus.
Di akhir 2016 misalnya, ekuitas Asuransi Bintang baru mencapai angka Rp 173,65 miliar. Artinya ada peningkatan 47,09% secara tahunan. Hastanto mengaku, pihaknya telah memiliki tenaga ahli aktuaris yang juga punya kapasitas sebagai fund manager sehingga bisa mendukung pemasaran produk Paydi atau unitlink.
"Kami lihat peluang bisnisnya sangat potensial, kami rilis untuk penuhi kebutuhan nasabah," kata Hastanto, baru-baru ini.
Dia bilang, peluncuran Paydi juga merupakan salah satu strategi perusahaan dalam menggenjot segmen ritel. Kini, segmen ritel masih jadi kontributor dominan dengan porsi 60%. Nah sisanya lagi baru berasal dari segmen korporasi yakni 40%.
Tahun depan, ASBI menargetkan bisa meraup kenaikan premi 29% dari realisasi tahun ini yang diproyeksikan bisa menyentuh angka Rp 405 miliar. Sementara sampai sepuluh bulan tahun ini perseroan mengantongi premi sebesar Rp 325,41 miliar, naik 22,13% dari posisi sama tahun kemarin baru mencatatkan premi senilai Rp 266,45 miliar.
Perolehan tersebut terdongkrak oleh hasil underwriting yang meningkat 3,06% menjadi 86,21 miliar. Pun demikian dengan hasil investasi yang meroket signifikan 232,9% ke posisi Rp 28,45 miliar hingga Oktober 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News