kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Asuransi umum syariah masih tertekan aturan LTV


Minggu, 17 Mei 2015 / 20:58 WIB
 Asuransi umum syariah masih tertekan aturan LTV
ILUSTRASI. Perajin memproduksi batik khas Depok di Tapos Depok, Jawa Barat, Kamis (10/1/2019). Perajin batik tersebut mengembangkan motif batik khas Depok, dengan metode pewarnaan alami dan ramah lingkungan.foto/KONTAN/Elisabeth Adventa


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Berbeda dengan pelaku usaha di industri asuransi jiwa syariah, pebisnis di segmen asuransi umum masih cukup kesulitan di awal 2015 ini. Dibandingkan dengan periode yang sama di 2014, perolehan premi asuransi umum syariah tercatat menurun.

Berdasarkan data regulator, perolehan premi industri asuransi umum syariah per triwulan pertama ini melorot sekiranya 8%. Sepanjang Januari sampai Maret kemarin perolehan premi industri asuransi umum syariah hanya mencapai Rp 293 miliar. Padahal pada periode yang sama sebelumnya, perolehan premi mereka mencapai Rp 319 miliar.

Penurunan premi ini diikuti pula oleh jumlah beban klaim yang ikut menyusut. Selama triwulan pertama tahun ini, industri membayar klaim sebesar Rp 131 miliar atau turun 12,6% secara year on year.

Menurut Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Erwin Noekman salah satu penyebab turunnya premi asuransi umum syariah ini masih dikarenakan dampak dari aturan rasio pinjaman terhadap nilai aset atau loan to value (LTV) pembiayaan syariah sejak beberapa waktu lalu. Maklum, sebagian besar pelaku usaha asuransi umum syariah masih mengandalkan perusahaan pembiayaan syariah sebagai kanal penjualan mereka.

Alhasil penurunan premi pun sulit untuk dihindarkan. "Sebagian besar perusahaan yang masih didominasi oleh asuransi kendaraan masih tertekan," katanya.

Meskipun begitu, dia bilang sejumlah langkah antisipasi terus dilakukan sejumlah pelaku usaha dengan menggenjot diversifikasi lini bisnis asuransi. "Ada unit syariah yang naik karena terdorong oleh produk asuransi kesehatan," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×