kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Awas, hacker bobol data Kreditplus dan menjualnya di internet, ini yang dicuri


Selasa, 04 Agustus 2020 / 10:29 WIB
Awas, hacker bobol data Kreditplus dan menjualnya di internet, ini yang dicuri
ILUSTRASI. Tangkapan layar bocornya data nasabah KreditPlus


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Hacker kembali mencuri data konsumen Indonesia. Kali ini, hacker mencuri data konsumen yang tersimpan Kreditplus dan menjualnya secara bebas di internet.

Kreditplus adalah perusahaan teknologi asal Indonesia yang bergerak di bidang finansial (fintech). Laporan terbaru dari firma keamanan siber asal Amerika Serikat, Cyble menyatakan ada sekitar 890.000 lebih data nasabah Kreditplus yang diduga bocor.

Baca juga: Rusia klaim hasilkan vaksin virus corona, tapi ada kontroversi, ini penyebabnya?

Sebelumnya, hacker berhasil mencuri data konsumen Tokopedia beberapa waktu lalu. Ratusan ribu data tersebut konon dijual di forum terbuka yang biasanya digunakan sebagai kanal untuk pertukaran database, Raidforums. Meski demikian, thread yang mencantumkan informasi penjualan database Kreditplus tersebut tampaknya telah dihapus.

Adapun database ini menghimpun sejumlah data pribadi pengguna yang terbilang cukup sensitif. Di antaranya mencakup nama, alamat e-mail, kata sandi (password), alamat rumah, nomor telepon, data pekerjaan dan perusahaan, serta data kartu keluarga (KK).

Belum ada penjelasan resmi dari manajemen Kreditplus terkait pencurian data tersebut.

Data sudah bocor sejak 16 Juli

Kendati baru terkuak belum lama ini, data nasabah yang diduga bocor itu ternyata sudah tersebar di forum tersebut sejak 16 Juli lalu, setidaknya begitu menurut lembaga riset siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center).

Database yang konon berukuran 78 MB tersebut lantas dijual di Raidforums dalam sebuah thread oleh seorang pengguna bernama "ShinyHunters" dengan harga sekitar Rp 50.000.

Ketua CISSRec, Pratama Persadha, mengatakan bahwa data nasabah yang dijual ini cukup lengkap dan mudah untuk diakses, sehingga berbahaya dan mengancam privasi pengguna.

Apalagi, data nasabah seperti ini, menurut Pratama, biasanya memancing kelompok kriminal untuk melakukan penipuan dan tindak kejahatan yang lainnya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×