Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK) terus melakukan penguatan modal. Oleh sebab itu, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) telah menyetujui untuk meningkatkan modal dasar dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 5 triliun.
Restu ini diperoleh pada RUPSLB yang digelar pada Kamis (10/2) lalu. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), keputusan ini diperoleh dari mayoritas pemegang saham yang mewakili 11,13 miliar saham.
“Sehubungan dengan itu mengubah pasal 4 ayat 1 dari anggaran dasar perseroan menjadi modal dasar perseroan berjumlah Rp 5 triliun terbagi atas 50 miliar saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp 100,” mengutip Penjelasan Direksi pada Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (15/2).
Sebelumnya, Bank Aladin menyatakan akan menambah modal dengan target dana lebih dari Rp 3 triliun tahun ini. Hal itu dilakukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimun yang sudah ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Utama Bank Aladin Syariah Dyota Mahottama Marsudi mengatakan, penambahan modal itu akan dilakukan dalam satu atau dua tahapan.
Baca Juga: Bank Aladin Akan Cari Dana Lebih dari Rp 3 Triliun di 2022
"Ada beberapa instrumen yang bisa kami pakai untuk tambah modal ini, bisa rights issue, privat placement atau subordinated debt. Akan dipilih sesuai situasi dan kondisi yang ada di pasar," katanya kepada KONTAN, Rabu (9/2).
Seperti diketahui, Bank Aladin akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS) pada 10 Februari 2021. Adapun agendanya meminta persetujuan terkait penambahan modal dan juga perubahan susunan pengurus.
Dyota menambahkan, Aladin Global Ventures masih tetap berkomitmen menjadi pemegang saham pengendali (PSP) Bank Aladin. Namun, perusahaan yang dimiliki pengusaha John Dharma Kusuma itu juga akan menggandeng investor strategis untuk mengembangkan bank syariah digital ini.
"Pemegang saham pengendali tahu pasar syariah terlalu besar. Kalau diserap sendirian akan terlalu kompleks sehingga harus digarap bersama dengan rekan lain. Jadi tidak menutup kemungkinan menggandeng investor baru," ungkapnya.
Apakah Alfamart akan masuk menjadi investor baru setelah Bank Aladin melakukan kolaborasi dengan perusahaan jaringan ritel tersebut, Dyota tak menampik maupun membenarkan.
"Saya tidak bisa jawab, itu sensitif. Tunggu saja tanggal mainnya," ujar Dyota.
Alfamart merupakan mitra kolaborasi pertama Bank Aladin setelah aplikasi Bank Aladin dirilis sejak akhir tahun lalu. Bank ini sudah mencatatkan nasabah sebanyak 160.000 hingga 9 Februari 2022.
Menurut Dyota, sebagian besar nasabah itu disumbang dari kolaborasi dengan Alfamart. Lewat kolaborasi dengan Alfamart, Bank Aladin menjajaki semua layanan yang potensial untuk digarap.
Bank digital ini bisa menggunakan kasir di seluruh gerai perusahaan ritel itu yang mencapai 17.000 lebih untuk membantu proses edukasi dan pembukaan rekening secara digital di Bank Aladin.
Baca Juga: Bank Aladin (BANK) Targetkan Bisa Kantongi Keuntungan dalam 3 Tahun ke Depan
Alfamart juga bisa memfasilitasi tarik dan setor tunai, pembayaran dan memfasilitasi transfer. Karyawan dan vendor juga bisa difasilitasi layanan pembiayaan dalam bentuk kasbon dan pembiayaan konsumer.
Selain dengan Alfamart, Bank Aladin saat ini juga sudah menjalin kemitraan dengan Halodoc, Facebook, dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Dyota menargetkan Bank Aladin bisa cuan dalam tiga hingga lima tahun lagi. Saat ini Bank Aladin fokus mengembangkan ekosistem dan memperbesar bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News