Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu alias right issue. Bank ini telah menjadwalkan meminta restu dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 September 2019.
Sebelumnya, sempat diisukan bahwa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) tengah membidik Bank Artos. Maklum bank swasta BUKU IV itu memang tengah berencana mengakuisisi beberapa bank. Setelah berhasil caplok Bank Royal, BCA juga membidik satu bank lagi.
Namun, Sekretaris Perusahaan PT Bank Artos Indonesia Tbk Deddy Triyana membantah jika BCA yang jadi investor yang akan menyerap right issue perseroan. "Sepertinya hanya rumour," ujarnya pada Kontan.co.id, Jumat (16/8).
Baca Juga: Begini jurus Bank Artos supaya untung di tahun ini
Deddy tidak bersedia menyebutkan berapa saham yang akan dilepas dan target dananya. Dia hanya menyebut, pihaknya akan segera menerbitkan prospektus terkait rencana itu minggu depan.
Di samping mempersiapkan rencana right issue, Bank Artos Indonesia Tbk juga tengah berupaya untuk memperbaiki kinerjanya yang masih tercatat merugi hingga semester I-2019.
Deddy bilang, Bank Artos juga sedang fokus melakukan pengembangan usaha sehingga target outstanding kredit perseroan sampai akhir tahun bisa mencapai Rp 500 miliar atau tumbuh 25% secara year on year (yoy). "Target kami sampai akhir tahun sudah bisa catatkan profit walaupun mungkin belum besar, " ungkapnya.
Untuk segmen kredit komersial, lanjut Denny, pihaknya akan fokus untuk memaksimalkan customer base yang ada melalui pola supply chain financing dari rekanan eksisting debitur dengan reputasi dan kinerja baik.
Selain itu, Bank Artos akan memaksimalkan pemanfaatan data base marketing untuk pembiayaan kepada industri penunjang dari beberapa sektor yang sedang tumbuh.
Baca Juga: Bank Artos Indonesia berencana melakukan penguatan modal lewat mekanisme right issue
"Adapun d kredit konsumsi kami lebih fokus kepada pembiayaan dengan basis payroll system karena kami memiliki pengalaman dalam pengelolaannya." tambahnya.
Seperti diketahui, Bank masih menderita rugi sepanjang paruh pertama 2019. Namun, kerugian yang ditanggung perseroan sudah turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Artos, perseroan tercatat membukukan rugi bersih sebesar Rp 14,16 miliar pada semester I 2019. Itu lebih baik dari kerugian yang dicatat pada paruh pertama 2018 sebesar Rp 23,28 miliar.
Berkurangnya kerugian tersebut lantaran perseroan berhasil menekan beban operasional dari Rp 45,8 miliar menjadi Rp 21,97 miliar.
Baca Juga: Bank BUKU 4 menggodok kerja sama dengan Alipay dan WeChat Pay
Sedangkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) perseroan mengalami penurunan 72% dari Rp 27,5 miliar jadi Rp 7,7 miliar. Pendapatan operasional lainnya juga turun dari Rp 3,96 miliar jadi Rp 3,4 miliar.
Penurunan pendapatan bunga bersih sejalan dengan penurunan kredit Bank Artos sebesar 18,8% secara year on year (yoy) menjadi Rp 375,05 miliar per Juni 2019 dari Rp 462,4 miliar per Juni 2018.
Sementara rasio kredit bermasalah bank Artos sedikit membaik dimana rasio Non Performing Loan (NPL) gross perseroan turun dari 8,3% jadi 6,41% dan NPL net turun dari 4,09% jadi 3,93%.
Baca Juga: Ekonomi dinilai membaik, bank ancang-ancang perkuat modal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News