kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.797   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Bank-Bank Dorong Pendapatan Fee Based Income di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga


Senin, 18 September 2023 / 10:27 WIB
Bank-Bank Dorong Pendapatan Fee Based Income di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga
ILUSTRASI. DPK Perbankan: Teller menghitung uang di sebuah bank milik pemerintah di Jakarta, Selasa (27/12/2022). Bank-Bank Dorong Pendapatan Fee Based Income di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketidakpastian suku bunga saat ini mendorong perbankan untuk meningkatkan pendapatan transaksional.

Hingga Juni 2023, pendapatan bank dari biaya dan komisi (fee based income/FBI) tumbuh lebih cepat dibanding pendapatan bunga.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, FBI per Juni 2023 mencapai Rp 275,99 triliun, tumbuh 18,21%. Sedangkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 260,26 triliun, dengan pertumbuhan 9,71%.

M Amin Nurdin dari Senior Faculty LPPI menyatakan bahwa bank sedang mencari sumber pendapatan alternatif karena suku bunga yang tinggi. Hanya bank dengan layanan digital yang matang yang dapat menikmati pertumbuhan FBI lebih besar. 

"Fee based income berpotensi menjadi sumber pendapatan utama bagi bank tersebut," kata Nurdin.

Bank Mandiri mencatat pertumbuhan FBI sebesar Rp 9,22 triliun di semester I-2023, tumbuh 13,8%, sedangkan pendapatan bunganya tumbuh 12,08%. 

Sementara itu, Bank Tabungan Negara (BTN) meraih FBI sebesar Rp 1,72 triliun, naik 76,1%, namun pendapatan bunganya menurun 16,2%. Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 5% dan FBI tumbuh 3,17%.

Nofry Rony, Direktur Keuangan BTN, menuturkan bahwa banknya fokus pada FBI, terutama dari bisnis ritel dan treasury, serta layanan perbankan digital. 

Di sisi lain, Novita W. Anggraeni, Direktur Keuangan BNI, menyebut 72% FBI BNI berasal dari layanan transaksi dan jasa perbankan, dengan sisanya dari trading & investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×