Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi suku bunga yang masih tak tentu membuat perbankan memacu alternatif pendapatan. Dalam hal ini, sumber pendapatan lainnya berasal dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau kerap disebut fee based income.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mencatat pertumbuhan fee based income perbankan juga lebih besar dibandingkan pendapatan bunga bersih. Fee based income perbankan per Juni 2023 senilai Rp 275,99 triliun atau tumbuh 18,21%.
Sementara itu, pendapatan bunga bersih perbankan di periode yang sama tercatat lebih rendah yaitu Rp 260,26 triliun. Angka tersebut hanya tumbuh sekitar 9,71% jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 237,23 triliun.
Di beberapa bank BUMN, hal yang sama juga terjadi. Sebut saja, PT Bank Mandiri Tbk yang mencatat pendapatan provisi dan komisi tumbuh 13,8% menjadi Rp 9,22 triliun. Sementara, pendapatan bunga bersih bank berlogo pita emas tersebut tumbuh lebih kecil 13,08% menjadi Rp 47,31 triliun.
Baca Juga: Penyaluran KPR BNI Tembus Rp 55 Triliun hingga Semester I 2023
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga mengalami pertumbuhan pendapatan selain bunga yang juga tinggi. Pertumbuhannya mencapai 76,1% menjadi Rp 1,72 triliun. Di sisi lain, pendapatan bunga bersih justru turun 16,2% menjadi Rp 6,47 triliun.
Sedikit berbeda, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga bersih lebih tinggi. Di mana, pendapatan bunga bersihnya tumbuh 5% menjadi Rp 20,6 triliun.
Sementara itu, fee based income yang dicatat BNI pada periode yang sama tumbuh sekitar 3,17% menjadi Rp 4,6 triliun. Pada periode sama tahun lalu, fee based income BNI tercatat senilai Rp 4,54 triliun.
Direktur Keuangan BTN Nofry Rony bilang pihaknya memang memang fokus untuk terus meningkatkan FBI. Ia melihat saat ini fee based income sedang dalam tren yang terus meningkat, setidaknya sampai dengan akhir tahun.
“Meski, pendapatan bunga bersih juga tetap fokus dengan strategi peningkatan kredit high yield,” ujarnya.
Ia bilang saat ini mesin utama dari penghasil fee based income di BTN adalah bisnis retail dan treasury. Selain itu, pendapatan ini juga berasal dari transaction dan digital banking.
Baca Juga: Minimal Punya Modal Rp 80 Miliar, Karpet Merah BPR-BPRS Melantai di Bursa Tergelar
Sementara, Direktur Keuangan BNI Novita W. Anggraeni bilang pihaknya memiliki fokus yang sama untuk mengoptimalkan laba baik melalui optimalisasi pendapatan bunga bersih maupun fee based income.
Ia menggambarkan 72% dari total fee based income berasal dari penyediaan layanan transaksi dan jasa perbankan dan sisanya berasal dari trading & investment yang dilakukan oleh bank.