Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
David menyebut, Bank Amar tidak bisa disamakan dengan bank lainnya yang dari segi fokus bisnisnya sudah berbeda, di mana porsi kredit ke segmen UMKM yang cukup besar yakni lebih dari 50% dari total kredit yang disalurkan Bank Amar.
"Kami menyalurkan kredit ke segmen ritel dan UMKM yang memang risikomya lebih tinggi, maka meski NPL gross tinggi, namun apabila provisi yang mencukupi dan menghasilkan profit, sebenarnya ini tidak masalah," kata dia kepada Kontan belum lama ini.
Sementara itu, terkait kerjasama penyaluran kredit channeling melalui fintech Investree yang memiliki deretan masalah, David mengatakan Bank Amar saat ini tidak memiliki hubungan bisnis secara B2B, dan hubungan dengan Investree hanya sebagai pemegang saham Bank Amar (Investree Singapore), namun tidak memiliki kaitan lagi dengan penyaluran kredit Bank Amar.
Baca Juga: Laba Bersih Bank Amar (AMAR) Melonjak 41,9% Pada Kuartal I-2024
"Di belakangnya juga kami cek kembali, apabila kredit dengan skema channeling tidak baik, kami tolak. Kerja sama antara Bank Amar dengan Investree sudah berhenti. Kami sudah tidak extend lagi, karena kerja sama sudah selesai," jelasnya.
Di sisi lain, Bank Amar juga akan mendorong penyaluran kredit ke segmen korporasi dan komersial melalui kerja sama dengan perusahaan Supply Chain.
Bank digital lainnya yang juga mengalami pemburukan rasio NPL gross adalah BNC, dari 3,53% menjadi 3,94% per Maret 2024.
Direktur Bisnis BNC Aditya Windarwo mengatakan tahun ini pihaknya menargetkan rasio NPL gross dapat ditekan dengan maksimum di level 3,5%.
"BNC terus lakukan perbaikan kualitas kredit dengan lebih berhati-hati dalam penyalurannya, dan terus melakukan monitor," kata dia.
Baca Juga: Tumbuh 5,94%, CIMB Niaga (BNGA) Kantongi Laba Rp 1,69 Triliun pada Kuartal I-2024
Salah satu strategi BNC tahun ini untuk menjaga kualitas kreditnya adalah dengan mengurangi penyaluran kredit melalui channeling dengan perusahaan fintech, dan mendorong penyaluran kredit secara langsung atau direct loan.
Selain BNC dan Bank Amar, Bank Raya juga mencatatkan kenaikan rasio NPL gross secara tahunan pada kuartal I-2024, yakni mencapai 4,28% , naik dari posisi 4,10% pada tahun lalu. Disusul oleh Superbank yang naik menjadi 4,76% per Maret 2024, naik dari sebelumnya 3,97%.
Dari Bank Umum lainnya, ada MNC Bank yang mengalami pemburukan rasio NPL gros, dari 3,58% menjadi 4,23% per Maret 2024.
Selanjutnya: Cek Jadwal Pembagian Dividen Final Medco Energi (MEDC) US$ 45,04 Juta
Menarik Dibaca: Cuaca Besok (4/6) di Jakarta Berpotensi Turun Hujan Ringan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News