kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank BCA dan Bank Mandiri siap mendorong agar debiturnya melantai di bursa


Jumat, 18 Januari 2019 / 18:04 WIB
Bank BCA dan Bank Mandiri siap mendorong agar debiturnya melantai di bursa


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah giat-giatnya meminta agar emiten bank dapat mendorong debitur kelas kakap untuk mencatatkan sahamnya di BEI. Ada dua bank besar yang diminta BEI yaitu PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Direktur BCA Santoso Liem mengatakan, upaya ini dilakukan agar debitur dapat memperkuat struktur modalnya. Serta beragam faedah lain yang bisa diperoleh melalui pendanaan publik.

"Kami bersama Bursa memang kerap melakukan pertemuan serta edukasi bersama debitur-debitur untuk mengerti dan mempelajari keuntungan menjadi perusahaan publik," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (18/1).

Menurutnya, BCA turut menggandeng anak usahanya yaitu PT BCA Sekuritas. Agar, jika kelak debitur minat untuk go public, eksekusi bisa dilakukan cepat. Meski demikian, BCA tak asal pilih debitur, ada beberapa ketentuan yang mesti dimiliki.

"Tentunya yang masuk dalam kriteria untuk menjadi perusahaan publik," kata Santoso.

Misalnya, debitur mesti berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang telah beroperasi lebih dari tiga tahun. Dari aspek finansialnya, debitur mesti membukukan laba dalam setahun terakhir, memiliki total aset minimal Rp 100 miliar. Ditambah adanya laporan keuangan dalam tiga tahun terakhir, dimana dalam dua tahun terakhir minimal punya opini Wajar Tanpa Modifikasian (WTM).

Sementara itu, hingga Triwulan III/2018 kredit korporasi BCA tercatat paling ciamik dibandingkan segmen kredit lainnya. Hingga September 2018, perseroan telah menyalurkan kredit korporasi sebesar Rp 199,21 triliun, meningkat 23,3% (yoy) dibandingkan September 2017 dengan penyaluran senilai Rp 161,25 triliun.

Di sisi lain, catatan kredit macet alias Non Performing Loan (NPL) segmen korporasi juga tercatat paling rendah, hanya 1%. Dua segmen lain yaitu Komersial & UMKM punya NPL sebesar 2%, sementara segmen konsumer sebesar 1,3%.

Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja bilang sepanjang 2018, pertumbuhan kredit BCA diprediksi mencapai lebih dari15%. Sedangkan posisi akhir pada November 2018, secara keseluruhan BCA telah menyalurkan kredit senilai Rp 526,23 triliun, tumbuh 18,66% (yoy) dibandingkan November 2017 dengan penyaluran senilai Rp 443,47 triliun.

Nah hal serupa juga turut dilakukan oleh Mandiri. Direktur Corporate Banking Mandiri Royke Tumilaar bilang, perseroan sangat mendukung upaya Inital Public Offering (IPO) debiturnya. Karena pada dasarnya, struktur moda yang kuat turut menjamin pelunasan kredit debitur. "Kami sangat mendukung IPO karena selain menjadi salah satu sumber pendanaan nasabah dan juga akan memperkuat struktur keuangan nasabah," katanya kepada Kontan.co.id.

Seperti BCA, Mandiri juga turut menggandeng anak usaha di bidang sekuritas, yaitu PT Mandiri Sekuritas. Pun soal ketentuan profil debitur potensial go public. "Kami berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas yang berperan sebagai advisor dari para nasabah tersebut," lanjutnya.

Portofolio penyaluran kredit Mandiri pun memang didominasi ke segmen Korporat. Pada Triwulan III/2018, hampir 44,6% dari total kredit yang disalurkan Mandiri mengucur ke korporat besar. Sementara nilai penyalurannya mencapai Rp 305,2 triliun, meningkat 28,72% (yoy) dibandingkan Triwulan III/2017 senilai Rp 237,1 triliun.

Dari sisi NPL segmen korporat besar pun jadi yang paling rendah di Mandiri. Dalam periode yang sama, kredit macet korporat besar hanya sebesar 0,23% dengan nilai Rp 720 miliar. Menurun dibandingkan Triwulan III/2017 sebesar 0,40% dengan nilai Rp 940 miliar.

Sementara posisi penyaluran kredit Mandiri hingga November 2018 mencapai Rp 685,12 triliun, meningkat 13,94% (yoy) dibandingkan November 2017 sebesar Rp 601,27 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×