Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Sejumlah bank besar berniat memangkas target belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2016. Perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu alasan perbankan mengencangkan ikat pinggangnya
Salah satunya adalah Bank Negara Indonesia (BNI). Bank ini menganggarkan belanja modal tahun depan kurang dari Rp 3 triliun. Angka tersebut lebih rendah dari anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp 3 triliun.
“Belanja modal tahun depan rasanya lebih sedikit dibandingkan dengan tahun ini. Tahun ini lebih besar karena BNI juga untuk pembiayaan gedung, kalau ini terlaksana belanja modal tahun depan tidak akan terlalu besar,” ujar Direktur Utama BNI Achmad Baequni, Senin (9/11).
Nah, belanja modal tahun depan banyak dianggarkan untuk melanjutkan pembangunan kantor yang sudah dimulai tahun ini. Selain juga biaya infrastrutkur TI.
Sebagai informasi, beberapa kantor cabang dan kantor cabang pembantu BNI tahun ini masih sewa. Menurut Baequni, BNI akan melakukan pembelian untuk beberapa kantor yang sekarang masih dalam status sewa ini.
Selain itu, tahun depan BNI juga akan mengembangkan fitur mobile banking yang lebih terintegrasi. Belanja modal IT tahun depan sebesar 50% atau Rp 1,5 triliun, sedangkan sisanya untuk belanja modal non IT.
Terkait dengan kinerja, BNI menargetkan laba bersih tahun depan tumbuh sebesar 8,5% sampai 9%. Sementara target penyaluran kredit sekitar 16% sama 18%. BNI juga menargetkan pendapatan jasa tumbuh 9% sampai 11%.
Bank BTN juga memproyeksi belanja modal tahun depan lebih rendah dari tahun ini. Direktur BTN, Imam Nugroho Soeko mengatakan, BTN akan melakukan efisiensi di bidang IT dengan menyewa provider luar. “Kami bayar saja perusahaan IT dari luar, daripada bikin sendiri jatuhnya lebih mahal,” ujar Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News