kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank berlomba tekan cost of fund demi bunga rendah


Senin, 12 Maret 2018 / 16:03 WIB
Bank berlomba tekan cost of fund demi bunga rendah
ILUSTRASI. Antrian Nasabah di Bank Central Asia (BCA)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kini tengah berlomba untuk menekan biaya dana alias cost of fund. Langkah ini dilakukan guna mencapai suku bunga kredit rendah.

Ambil contoh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Hingga akhir Desember 2017, biaya dana BCA mampu ditekan cukup rendah. Dalam laporan analisisnya, BCA mencatat cost of fund berada di level 2,02%. Jumlah ini sudah turun dibandingkan awal tahun 2017 yang sebesar 2,05%.

Meski begitu dibandingkan dengan akhir 2016, biaya dana BCA sedikit mengalami kenaikan dari 1,97%. Menanggapi hal tersebut, Direktur BCA Santoso Liem mengungkapkan bila dibandingkan dengan bank lain, biaya dana perseroan terbilang paling rendah.

Menurutnya, hal ini dikarenakan tingkat kepuasan nasabah BCA cukup tinggi. "Untuk menjaga kemudahan ini, memang bank harus menjaga kenyamanan dan keamanan sistem pembayaran. Dan untuk itu butuh biaya yang besar," ujar Santoso kepada Kontan.co.id, Senin (12/3).

Benar saja, kalau dilihat data akhir tahun lalu, total dana pihak ketiga (DPK) BCA sudah mencapai Rp 581,1 triiliun jumlah ini naik Rp 51 triliun atau 9,6% secara tahunan (year on year/yoy).

Secara rasio terhadap DPK pun, dana murah BCA yaitu tabungan dan giro sangat tinggi yakni 76,3% atau Rp 445,66 triliun.

Adapun, tahun ini bank swasta paling besar di Indonesia ini menyebut hanya akan menjaga pertumbuhan CASA di level 7% sampai 9%. Artinya, merujuk pencapaian akhir tahun lalu, tahun ini BCA mengincar CASA di kisaran Rp 476,85 triliun hingga Rp 485,76 triliun.

Sementara untuk biaya dana sendiri, Santoso menyebut BCA akan berusaha menjaga CASA stabil di level 2%. "Kami berharap dijaga stabil (2%), dan tidak ada gejolak di pasar dan suku bunga," tambahnya.

Berkat biaya dana yang rendah tersebut, saat ini rata-rata suku bunga kredit BCA pun sudah berada di satu digit. Bila dirinci, berdasarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) BCA, per 28 Februari bunga kredit terendah ada di segmen konsumsi (non KPR) yakni 6,68%. Sementara bunga KPR dan ritel 9,9% dan kredit korporasi 9,75%.

Memperbesar tabungan dan giro

Tak mau ketinggalan, PT Bank CIMB Niaga Tbk menyatakan bahwa dalam dua tahun terakhir pihaknya berhasil menekan biaya dana. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menjelaskan, sejak tahun 2015 cost of fund perseroan sudah turun sekitar 2% lebih. Hal ini berhasil dilakukan, setelah CIMB Niaga fokus meningkatkan pertumbuhan DPK terutama CASA.

Sayang, Lani tak merinci besaran cost of fund perseroan saat ini. Hanya saja, menurutnya biaya dana berhasil ditekan lantaran rasio CASA perseroan terus meningkat.

Terbaru, rasio CASA CIMB Niaga sudah mencapai 53% dari total DPK atau Rp 99,5 triliun. Jumlah tersebut sudah meningkat dari posisi akhir tahun 2016 sebesar 50,84%. Bila dirinci pertumbuhan CASA CIMB Niaga ditopang dari kenaikan rekening giro 10,5%, sementara tabungan naik 6,4% per Desember 2017 secara yoy.

"CASA rasio kami naik terus. Di atas 53% dan ini tetap menjadi fokus kami secara konsisten. Sumber CASA berasal dari payroll, cash management dan mayoritas tabungan ritel," ujar Lani.

Hal ini juga turut membuat besaran bunga kredit CIMB Niaga hampir mendekati satu digit di semua segmen. Merujuk SBDK 28 Februari 2018 bunga kredit korporasi CIMB Niaga dipatok 9,5%, kredit konsumer 9,5% (KPR) dan 9,75% (non KPR). Hanya kredit ritel yang masih dua digit atau sebesar 10,15%.

Sebagai tambahan informasi saja, analisis uang beredar Bank Indonesia (BI) per Januari 2018 menyebut, rata-rata tertimbang suku bunga kredit perbankan tercatat 11,32% atau naik 2 basis poin (bps) dari bulan sebelumnya. Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka tenor 1, 3, 6 dan 12 bulan pada Januari 2018 masing-masing tercatat 5,72%, 6,03%, 6,49%, dan 6,68%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 5,81%, 6,11%, 6,61% dan 6,88%.

Peningkatan suku bunga simpanan berjangka hanya terjadi pada tenor 24 bulan yakni 6,73% menjadi 6,74% pada Januari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×