CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bank bidik KPR kelas menengah


Senin, 19 Desember 2016 / 06:05 WIB
Bank bidik KPR kelas menengah


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Para bankir menaruh harapan besar pada efek pelonggaran maksimum kredit atau loan to value (LTV) pada kredit pemilikan rumah (KPR). Di tahun depan, bank pemain kredit hunian mengincar pembiayaan KPR untuk kelas menengah dengan ticket size berkisar antara Rp 500 juta-Rp 800 juta.

Lani Darmawan, Direktur Ritel dan Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk menuturkan, pihaknya mengincar pembiayaan KPR untuk rumah pertama, khususnya di kelas menengah.

Di kamus Bank CIMB Niaga, segmen ini memiliki permintaan kredit perumahan untuk ticket size seharga Rp 400 juta - Rp 500 juta. Dengan pelonggaran LTV, KPR segmen tersebut diramal akan mengalami kenaikan permintaan.

Oleh karena itu, CIMB Niaga akan bekerjasama dengan pengembang yang mendirikan rumah kelas menengah. “Kami membidik pertumbuhan KPR sekitar 10% di tahun depan,” kata Lani, akhir pekan lalu.

Lynn Ramli, Head of Personal Financial Services Bank UOB Indonesia mengatakan, pihaknya mengincar pembiayaan KPR dengan ticket size antara Rp 400 juta sampai Rp 800 juta.

Segmen KPR seharga tersebut paling laris dari kelas menengah yang ingin mengajukan KPR untuk rumah pertama. Dari segmen itu, Bank UOB Indonesia memprioritaskan pembiayaan KPR dengan ticket size Rp 400-Rp 500 juta.

Pertimbangannya, saat ini permintaan KPR di segmen itu tumbuh pesat. Bank UOB Indonesia menargetkan akan mencapai oustanding KPR sebesar Rp 8 triliun di akhir tahun 2016. Pada 2017, Bank UOB Indonesia mematok target pertumbuhan KPR di atas 10% atau mencapai Rp 8,8 triliun.

Belum bertenaga

Sedikit berbeda, Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, BNI mengincar pembiayaan KPR di atas nilai Rp 1 miliar. Sebab, ada peluang pertumbuhan tinggi di segmen tersebut pada 2017.

Kendati begitu, BNI masih tetap memacu pertumbuhan KPR dengan harga rumah Rp 400 juta hingga Rp 600 juta karena pangsa pasarnya paling besar. Tahun depan, BNI memasang target pertumbuhan KPR sebesar 10%-11%.

Gambaran saja, sejak Bank Indonesia (BI) melonggarkan aturan (LTV) di awal September 2016, laju KPR belum bertenaga. Data BI mencatat, KPR masih tumbuh single digit di kisaran 6,8%-6,9% hingga akhir Oktober 2016.

Penggerak kredit properti tahun ini yakni kredit konstruksi dan real estate.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×