kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank bisa bersinergi dengan fintech


Rabu, 13 September 2017 / 19:38 WIB
Bank bisa bersinergi dengan fintech


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Perkembangan teknologi yang begitu pesat mendorong hadirnya perusahaan rintisan (startup). Data menunjukkan pada tahun 2016, Indonesia tercatat sebagai negara dengan jumlah startup terbanyak di Asia Tenggara, yakni sekitar 2.000. 

Pada tahun 2020, diperkirakan jumlah startup di Indonesia akan meningkat menjadi 13.000. Salah satu sektor bisnis yang juga berkembang dalam industri startup adalah layanan keuangan berbasis teknologi (fintech). 

Executive Vice President Strategic Information Technology PT Bank Central Asia Tbk Hermawan Thendean menjelaskan, perkembangan fintech tidak lepas pula dari perkembangan jumlah kepemilikan ponsel pintar (smartphone). Sejalan dengan itu, jumlah masyarakat usia produktif Indonesia juga meningkat.

"Segala sesuatu jadi dilakukan lewat online dan smartphone, sehingga yang namanya digital, smartphone, aplikasi sudah jadi bagian dari haya hidup," ujar Hermawan di Menara BCA, Rabu (13/9).

Namun, kerap kali kali layanan perbankan kurang bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Meskipun perbankan sekarang menyediakan layanan internet banking maupun mobile banking, namun layanan itu dibangun berdasarkan persepsi bank. 

Layanan tersebut kadang pula tidak sesuai dengan kebutuhan, khususnya generasi muda. Nasabah-nasabah muda ingin sesuatu yang mudah, menghadirkan pengalaman yang unik, dan sederhana. 

"Kami lihat ini agak sedikit susah memenuhi keinginan seperti itu. Padahal ada tuntutan juga," ungkap Hermawan. 

Kekosongan semacam ini ditangkap sebagai peluang oleh fintech. Layanan fintech menawarkan kemudahan, fitur yang menarik, dengan biaya yang murah dan kadang gratis. 

Kelebihan bank adalah memiliki lisensi memindahkan dana dari satu bank ke bank lain atau dari satu rekening ke rekening lain. Fintech, imbuh Hermawan, tidak memungkinkan untuk melakukan ini dan kalaupun ada layanan yang serupa, maka dilakukan oleh bank.

"Bank modalnya besar, nasabah ada, brand ada, fisik gedung ada, punya pengalaman prosedur sistem keamanan, dan bagaimana meningkatkan sistem integrasi," jelas Hermawan.

Namun, kelemahan bank adalah tidak bisa menghadirkan produk seperti fintech. Apabila ingin mengganti fitur atau menghadirkan layanan atau produk baru, maka bank harus melakukan uji dan memperoleh izin.

"Fintech bisa dengan fleksibel membuat produk," tutur Hermawan.

Dengan segala kelebihan dan kekurangan tersebut, ada baiknya bila bank dan fintech melakukan kolaborasi. Dengan demikian, masing-masing pihak bisa memberikan manfaat satu sama lain.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×