Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit konsumer perbankan di semester I 2019 terpantau masih lesu. Lihat saja, Bank Indonesia (BI) mencatat kredit konsumer hanya tumbuh 7,7% secara year on year (yoy). Padahal pada tahun sebelumnya, segmen kredit mampu tumbuh sebesar 10,6% yoy.
Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id juga mengamini hal tersebut. Salah satunya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang mencetak pertumbuhan kredit konsumer satu digit yakni sebesar 8,3% yoy menjadi Rp 81,71 triliun.
Praktis, capaian ini jauh di bawah pencapaian di semester I 2018 yang masih mampu tumbuh 12,6% yoy.
Baca Juga: Disebut manipulator mata uang, China intervensi pelemahan yuan
Direktur Retail Banking BNI Tambok P. Setyawati menjelaskan perlambatan itu dikarenakan kredit kepegawaian (payroll loan) yakni BNI Fleksi tumbuh lebih rendah secara tahunan.
Memang, BNI Fleksi per akhir Juni 2019 tumbuh 12,8% yoy menjadi Rp 24,51 triliun. Padahal, tahun lalu BNI Fleksi mampu tumbuh 50,8% yoy. "Karena kami lebih selektif dalam penyaluran guna mencapai pertumbuhan yang berkualitas," ujarnya, Selasa (6/8).
Namun, di semester II 2019 bank berlogo 46 ini mengaku lebih optimis pertumbuhan kredit konsumer akan lebih bergairah. Malah, Tambok meyakini secara total, kredit konsumer BNI masih berpeluang untuk tumbuh minimal 10% tahun ini.
Baca Juga: Sempat melemah, harga emas spot mantul lagi menjadi US$ 1.467,24 per ons troi
Salah satu strategi yang digarap, yakni melalui penerapan proses digital dalam pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) alias BNI Griya maupun BNI Fleksi. "Sehingga coverage pemasaran lebih luas dan lebih mudah diakses dan cepat prosesnya," tuturnya.
Di samping itu, sinergi dengan perusahaan anak juga akan dioptimalkan oleh perseroan dalam penyaluran kredit konsumer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News