Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk masih akan mengoptimalkan kredit ke perusahaan pelat merah. Meskipun bank dengan sandi saham BBRI ini tengah merencana memperkecil komposisi kredit korporasi.
Direktur Utama BRI Suprajarto menyatakan pada 2019, pihaknya ingin menyalurkan menjadi 77% kredit ke UMKM dan kredit korporasi baik ke BUMN maupun non BUMN maksimal 23% dari total kredit.
Executive Vice President Divisi BUMN 1 BRI I Made Suka menambahkan pada tahun ini bank dengan sandi saham BBRI ini akan membidik sektor infrastruktur seperti jalan tol, listrik, dan energi. Sedangkan tahun lalu BRI lebih banyak ke sektor infrastruktur dan logistik dan pangan atau Bulog.
"Kita akan kurang di BUMN karena kontribusi BUMN di segmen korporasi besar. Tapi kita harapkan bisa tumbuh 5% hingga 6% year on year dibandingkan 2018," ujar Suprajarto di Jakarta pada Selasa (19/2).
Pada 2018, bank dengan aset nomor Wahid ini telah menyalurkan kredit ke perusahaan pelat merah sebesar Rp 106,6 triliun. Nilai ini tumbuh 9,7% yoy dari posisi 2017 senilai Rp 97,1 triliun. Kredit ke BUMN ini memberikan kontribusi 13,2% terhadap total kredit BRI.
Sedangkan kredit komersial non-BUMN BRI di 2018 tumbuh 10% yoy menjadi RPp 91,3 triliun dari posisi yang sama Rp 83,0 triliun. Hingga akhir 2018, BRI telah menyalurkan pertumbuhan kredit senilai 13,6% yoy menjadi Rp 804,3 triliun dari posisi 2017 senilai Rp 708,0 triliun.
Kendati tumbuh hampir dobel digit, rasio kredit bermasalah kredit BUMN naik. Non performing loan (NPL) di segmen BUMN di 2018 sebesar 1,05%, padahal empat tahun ke belakang selalu 0%.
Suprajarto mengaku naiknya NPL di segmen ini disumbang oleh satu debitur yang bergerak di bidang pertanian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News