Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini sejumlah bank besar mengatakan bakal menggenjot pertumbuhan pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI). Salah satunya, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), yang mematok pertumbuhan pendapatan komisi tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun.
Direktur Strategi, Resiko dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso menyebut target tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pencapaian perseroan pada akhir tahun 2017 yang mencapai Rp 1,6 triliun.
Artinya, FBI BTN ditargetkan mampu tumbuh hingga 31,25% secara tahunan atau year on year (yoy) di tahun 2018 ini. "Kalau tahun lalu itu kan Rp 1,6 triliun, tahun ini kami ingin Rp 2,1 triliun. Salah satunya melalui kerjasama dengan berbagai pihak," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/4).
Pun lebih lanjut, Mahelan menyebut tak hanya dari sisi pertumbuhan saja. Bank yang fokus ke kredit perumahan ini juga berniat untuk meningkatkan porsi FBI terhadap total pendapatan.
Pasalnya, pada tahun lalu total FBI BTN terhadap pendapatan masih tipis alias 7%. Nah, tahun ini bank bersandi emiten bursa BBTN ini berambisi untuk meningkatkan porsi tersebut sampai ke 10%.
Salah satu cara perseroan untuk memupuk pendapatan komisi antara lain dengan menggandeng Kementerian dan Lembaga dalam pemanfaatan layanan perbankan. Terbaru, BTN berasama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan kartu NPWP BTN Pintar. Harapannya, dengan kerjasama ini pihaknya dapat menumbuhkan FBI paling tidak sebanyak 25% di akhir tahun ini.
Sebagai tambahan informasi saja, hingga kuartal I 2018 BTN telah menghimpun fee based income total senilai Rp 319,55 miliar. Pada periode yang sama BTN juga telah menghimpun pendapatan bunga bersih senilai Rp 2,36 triliun atau naik 16,2% yoy dari Rp 2,03 triliun. Dus, dengan perolehan tersebut BTN berhasil membukukan laba bersih senialai Rp 684 miliar per 31 Maret 2018 atau naik 15,13% yoy.
Mahelan melanjutkan, selain dengan cara-cara organik untuk menambah fee based. BTN juga akan membentuk anak usaha baru di tahun ini. Setidaknya ada dua anak usaha yang diproyeksikan akan dimiliki BTN yaitu Asuransi dan Manajer Investasi (MI).
Sebelumnya, BTN memang berencana untuk membentuk empat anak usaha yaitu asuransi jiwa, asuransi umum, manajer investasi dan pembiayaan (multifinance). Nah, BTN juga berencana untuk mengakusisi anak usaha Danareksa untuk memuluskan rencana akuisisinya tersebut.
Hanya saja, Mahelan membeberkan bahwa rencana tersebut bisa saja berubah. BTN kini tengah mencari calon perusahaan yang akan diakuisisi untuk menjadi anak usaha. BTN menjelaskan kebutuhan untuk memiliki anak usaha selain untuk mencetak fee tambahan yakni mendukung Pemerintah terutama dengan disahkannya Undang-Undang Tapera.
"Kayaknya tidak (Danareksa). Itu yang masih dicari. Bukan cuma MI dan asuransi, semua bertahap dan bisa berubah," tambah Mahelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News