Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan semakin ulung melakukan efisiensi dalam mengelola operasionalnya. Pengembangan digitalisasi yang gencar dilakukan menjadi salah satu pendorong operasional tersebut kian efisien.
Itu tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pada kuartal III 2021 yang menyusut dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Salah satunya adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Bank pelat merah ini mencatat rasio BOPO 89,8% pada triwulan III 2021, menyusut dari periode yang sama tahun lalu yang tercatat 93,02% dan juga turun dari kuartal III 2019 95,08% pada tahun 2019.
Sementara Haru Koermahargyo, Direktur Utama BTN mengatakan, penurunan BOPO dikontribusikan oleh penurunan beberapa komponen beban operasional dan juga peningkatan di pendapatan operasional.
Baca Juga: Tambah modal, perbankan beramai-ramai menggelar penerbitan saham baru
Di sisi beban operasional, selain pengurangan beban bunga yang cukup besar, penurunan terlihat pada beban sewa, beban pengadaan barang serta beban tenaga alih daya seiring dengan penutupan beberapa outlet untuk efisiensi dan pengalihan ke transaksi digital.
Selain itu, BTN juga telah menerapkan sentralisasi pengadaan ke kantor pusat untuk menekan biaya.
"Di sisi pendapatan operasional, peningkatan didorong oleh pendapatan trading pada unit treasury dan berbagai layanan perbankan antara lain dari unit wealth management dan financial institution," kata Haru pada Kontan.co.id, Selasa (30/11)
Pada tahun 2022, BTN memperkirakan rasio BOPO masih dapat terus ditekan. Selain melanjutkan program digitalisasi, lanjut Haru, BTN masih memiliki banyak ruang untuk melakukan efisiensi dengan program sentralisasi pengadaan dan penutupan jaringan outlet dengan produktivitas rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News