kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Commonwealth menargetkan bisnis wealth management tumbuh 15%-20%


Senin, 21 Januari 2019 / 19:30 WIB
Bank Commonwealth menargetkan bisnis wealth management tumbuh 15%-20%


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Commonwealth memproyeksi pertumbuhan dana kelolaan alias asset under management (AUM) dari bisnis wealth management bisa tumbuh 15% hingga 20% secara tahunan di tahun 2019 ini. EVP Head of Wealth Management & Client Growth Commonwealth Bank Ivan Jaya menyatakan guna mencapai target tersebut pihaknya baru saja meluncurkan aplikasi CommBank SmartWealth.

Ivan bilang aplikasi ini memudahkan nasabah memonitor pertumbuhan seluruh portofolio produk wealth management. Juga mendapatkan saran alokasi portofolio investasi sesuai kondisi pasar dan profil resiko nasabah.

Menurutnya aplikasi ini memberikan layanan wealth management secara terintegrasi dan memiliki fitur robo-advisory. "CommBank SmartWealth app merupakan hasil kolaborasi CommBank dengan salah satu fintech wealth management dari Swiss," ujar Ivan kepada Kontan.co.id pada Senin (21/1).

Lanjut Ivan, aplikasi ini menjawab tiga keinginan utama para nasabah wealth management yang menginginkan untuk dapat mengetahui seluruh portofolio investasi dengan nilai pasar terbaru kapanpun.

Juga berisakan berita-berita pasar secara real-time yang dapat mempengaruhi investasinya. Selain itu juga menghubungkan antara relationship manager dan nasabah setiap saat untuk berkonsultasi.

"Per akhir Desember 2018, dana kelolaan atau AUM Bank Commonwealth mencapai sekitar Rp 30 triliun, selama 24 bulan terakhir kami tumbuh sekitar 20%," kata Ivan.

Ivan juga memberikan saran bagi nasabah wealth management. Ia melihat perekonomian Amerika Serikat yang mulai koreksi, nilai rukar rupiah yang dan harga minyak dunia juga terkendali. Oleh sebab itu, Commonwealth Bank melihat potensi inflow dari investor luar ke emerging market termasuk Indonesia.

Selain itu, sepanjang tiga bulan terakhir baik pasar saham maupun pasar obligasi mengalami net inflow dari investor luar negeri. Di pasar saham sendiri hampir dua pertiga dari inflow investor luar negeri ini terjadi pada 16 Januari 2019.

Selain itu, faktor dalam negeri seperti tahun pilpres yang dalam empat pilpres terakhir IHSG selalu positif, kami menyarankan instrumen reksadana pasar saham sebaiknya diperbesar pada portofolio investasi nasabah.

"Kami fokus di dua hal yakni inovasi produk dan inovasi layanan. Contohnya dengan peluncuran produk inovatif kami seperti “Bonus Saver”, tabungan yang memberikan bunga setinggi deposito namun memberikan fleksibilitas kepada nasabah untuk bertransaksi, dimana produk ini diluncurkan untuk memenuhi keinginan nasabah kami mengenai fleksibilitas tanpa menurunkan return," tutur Ivan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×