kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank daerah beberes kredit macet


Kamis, 03 September 2015 / 10:45 WIB
Bank daerah beberes kredit macet


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi kian menekan industri perbankan, Kali ini, giliran bank pembangunan daerah (BPD) yang terseret ketidakpastian ekonomi. 

Anjloknya harga komoditas dan seretnya realisasi proyek pemerintah menyeret rapor kinerja BPD. Bank Kalimantan Selatan (Kalsel)  semisal, bakal fokus di semester II ini untuk bersih-bersih kredit macet sektor komoditas dan pertambangan.

Bank Kalsel bakal menekan baki kredit komoditas dan pertambangan menjadi hanya 3% sampai 5% dari total portofolio kredit. Sebelumnya, BPD Kalsel menyalurkan kredit pertambangan dan komoditas mencapai 10% dari total kredit di semester I.

Sebagai gambaran per Juni 2015, total kredit BPD Kalsel sebesar Rp 7,04 triliun. “Pada semester pertama 2015, harga komoditas tambang dan batubara menurun tajam, hal ini secara langsung berpengaruh ke kinerja bank, tidak hanya disektor hulu tapi juga hilir,” ujar Direktur Bisnis Bank Kalsel Supian Noor kepada KONTAN, Rabu (2/9).

Tidak cuma itu, kata Supian, memburuknya harga komoditas dan batubara turut menyerempet sektor terkait, semisal perdagangan.

Tekan NPL

Setali tiga uang, kinerja BPD Bali juga tertekan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional. BPD Bali menyatakan bakal mengurangi porsi kredit sektor infrastruktur di semester II. Alasannya, rasio kredit bermasalah (NPL) sektor infrastruktur naik dari 0,8% per Juni 2014 menjadi 1,2% per Juni 2015.

Di paruh pertama 2015, porsi kredit infrastruktur tercatat sebesar Rp 46 miliar dari total kredit yang disalurkan BPD Bali sebesar Rp 13,7 triliun. Menurut Direktur Utama Bank BPD Bali Made Sujatna, selain dikurangi, pihaknya juga bakal bersih-bersih NPL lewat restrukturisasi.

“Naiknya NPL sektor infrastruktur disebabkan karena penyerapan anggaran yang kurang optimal,” ujar Made. Kenaikan NPL menekan kemampuan Bank Bali menghasilkan laba.

Hingga akhir semester I, NPL gross Bank Bali naik signifikan mencapai 1,88% dari sebelumnya yaitu 0,42%, secara tahunan (year on year/yoy). Targetnya, NPL ditekan ke level 1,25%. Andai tercapai, laba bakal membaik menjadi Rp 460 miliar. Per Juni 2015, laba Bank Bali turun 7,95% menjadi Rp 220 miliar.

Sementara, Bank Kalsel  menargetkan, bersih-bersih kredit komoditas dan pertambangan bakal menekan NPL ke bawah 3% untuk mengurangi bujet cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN). Di semester I, laba bersih bank ini turun 22% menjadi Rp 117 miliar. Target Bank Kalsel, perbaikan NPL bisa mendongkrak laba menjadi Rp 330 miliar di akhir 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×