Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bank pembangunan daerah (BPD) berharap berkah dengan adanya implementasi loan to value (LTV) segmented yang akan diberlakukan pada tahun depan.
LTV segmented yang akan dikeluarkan Bank Indonesia (BI) tahun depan ini agak berbeda dengan ketentuan LTV yang ada sekarang. LTV segmented ini rasionya akan disesuaikan dengan ekonomi daerah masing-masing. Sekadar informasi, semakin besar rasio LTV, semakin kecil uang muka atau down payment yang perlu disiapkan nasabah, sehingga nasabah lebih mampu mengambil kredit dari bank.
Pujiono Direktur Bisnis pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) bilang, dengan adanya LTV segmented, diperkirakan akan meningkatkan bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di daerah.
"Apalagi di Jawa Tengah prospek bisnis KPR masih menjanjikan," kata Pujiono kepada kontan.co.id, Rabu (13/12).
Saat ini, bisnis KPR di Bank Jateng didominasi oleh permintaan rumah pertama. Hal ini karena di Jateng masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah.
Sampai akhir tahun diperkirakan bisnis KPR Bank Jateng sebesar Rp 200 miliar yang mayoritas disumbang oleh segmen KPR non-subsidi. Tahun depan, diperkirakan jumlah KPR yang disalurkan Bank Jateng relatif sama Rp 200 miliar dengan pembagian subdidi Rp 100 miliar dan non subsidi Rp 100 miliar.
Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) bilang saat ini LTV yang berlaku di Jatim masih mengharuskan nasabah membayar dengan uang muka lebih besar.
"Karena posisi LTV ketat yang berarti pembayaran DPnya akan lebih tinggi," kata Ferdian. Kredit KPR di Bank Jatim masuk didalam bisnis konsumer.
Secara umum saat ini realisasi KPR Bank Jatim sudah mencapai target. Tahun depan diperkirakan bisis konsumer termasuk didalamnya KPR aan naik 7,5% secara tahunan atau year on year (yoy).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News