kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Bank Digital Tangkap Peluang Peningkatan Deposito Digital Dari Pelemahan IHSG


Jumat, 21 Maret 2025 / 14:47 WIB
Bank Digital Tangkap Peluang Peningkatan Deposito Digital Dari Pelemahan IHSG
ILUSTRASI. Sejumlah bank digital ini memiliki produk deposito dengan imbal hasil yang dikenal cukup tinggi.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan digital menangkap adanya peluang dari anjloknya pasar saham beberapa waktu terakhir. Bagaimana tidak, bank-bank digital ini memiliki produk deposito dengan imbal hasil yang dikenal cukup tinggi.

Sebagai gambaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga akhir perdagangan sesi I pada jumat saja sudah turun sekitar 11,95% jika dilihat sejak awal tahun dan berada di level 6.245. Di sisi lain, deposito mayoritas bank-bank digital bisa menawarkan bunga simpanan minimal 5% per tahun.

Penasihat keuangan sekaligus pendiri Oneshildt Financial Planning, Risza Bambang mengungkapkan bahwa memang saat ini investasi saham memang sedang mengalami guncangan. Alhasil, masyarakat harus hati-hati jika minat membeli saham.

Oleh karenanya, Risza bilang bagi masyarakat kebanyakan lebih baik melihat alternatif instrumen investasi lain, seperti emas, valuta asing, hingga deposito. Meskipun, ada beberapa orang yang tetap memiliki berinvestasi saham.

“Deposito saat ini banyak dikembangkan oleh bank digital yang bisa menawarkan bunga lebih menarik dibandingkan bank konvensional,” ujarnya.

Baca Juga: Bukalapak (BUKA) Catat Pendapatan Bunga Deposito Rp 1,03 Triliun pada Tahun 2024

Direktur Keuangan Bank Raya Rustati Suri Pertiwi bilang deposito memang menjadi salah satu  alternatif investasi untuk nasabah, dengan risiko yang minimal. Di mana, wanita yang akrab disapa Tiwi ini bilang Bank Raya juga melihat peluang tersebut. 

“Bank Raya juga telah menciptakan berbagai produk investasi yang bisa digunakan oleh nasabah, seperti produk deposito ataupun fitur Tabungan dengan bunga yang menarik,” ujar Tiwi.

Sebagai informasi, saat ini menawarkan bunga yang beragam untuk produk deposito yang dimiliki sesuai dengan tenor waktu. Mengacu pada situs resminya, bank digital milik BRI Group ini menawarkan bunga deposito mulai dari 4% hingga 6% per tahun.

Tiwi menilai sampai dengan saat ini, bunga simpanan, baik untuk produk Deposito maupun produk Digital Saving yang ditawarkan oleh Bank Raya masih cukup menarik. Di mana, pihaknya secara periodik melakukan review atas suku bunga yang ditetapkan dengan memperhatikan kondisi likuiditas industri perbankan dan Bank Raya, maupun Tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh peers bank lain. 

Sebagai informasi, Bank Raya masih mencatat pertumbuhan Digital Saving yang cukup baik, per Desember 2024, tercatat outstanding digital saving sebesar Rp 1,3 triliun, tumbuh 57,2% YoY. Produk Deposito di Bank Raya masih di kisaran 70%, masih mendominasi total simpanan masyarakat yang dihimpun oleh Bank Raya.

Sementara itu, Direktur Kepatuhan Bank Jago Tjit Siat Fun menambahkan penawaran bunga bukan satu-satunya faktor yang menjadi daya tarik untuk investor. Wanita yang akrab disapa Afun ini bilang Bank Jagi selalu menyiapkan keunggulan dan keunikan yang menjadi daya tarik dan pertimbangan utama nasabah.

Ia menjelaskan terkait dengan tingkat suku bunga, bunga simpanan Bank Jago bervariatif. Untuk tabungan, tingkat bunga sekitar 0,5%-3,75% per tahun, tergantung jenis Kantong. Sementara untuk deposito, tingkat bunga 5%-6% per tahun.

Baca Juga: Siap-Siap, Saham Blue Chip Ini Akan Bayar Dividen dengan Yield Di Atas Bunga Deposito

“Nasabah bisa menarik dananya kapanpun tanpa penalti dan bisa mengatur sendiri sesuai kebutuhan,” ujarnya.

SVP Retail Banking Amar Bank, Abraham Lumban Batu menyadari adanya potensi adanya inflow jika terjadi sesuatu di pasar saha, termasuk deposito. Hanya saja, ia bilang hal tersebut bukan yang menjadi fokus karena kemungkinan sifatnya hanya sementara.

Bahkan, ia menilai ketika pasar saham terkoreksi akhir-akhir ini lebih banyak berdampak pada inflow pada instrumen SBN. Alhasil, deposito di bank sejatinya tidak banyak terlihat masuk.

“Tapi apapun yang umumnya, kalau itu koreksinya temporer, maka inflownya temporer juga.  Jadi kami tidak menaruh harapan, apalagi untuk pasar retail, yang kami harapkan adalah ada pertumbuhan yang berkelanjutan,” tandasnya.

Selanjutnya: Habco Trans Maritima (HATM) Putuskan Tak Bagi Dividen, Ini Alasannya

Menarik Dibaca: Hujan Petir Guyur Wilayah Ini, Simak Ramalan Cuaca Besok (22/3) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×