kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,48   -1,25   -0.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Dinar jual 77,38% saham senilai Rp 691 M


Rabu, 16 November 2016 / 20:12 WIB
Bank Dinar jual 77,38% saham senilai Rp 691 M


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Bank Dinar Indonesia Tbk berencana menjual kepemilikan 1,74 miliar saham perusahaan ini ke investor asal Korea Selatan Apro Financial Co Ltd. Berdasarkan keterbukaan informasi di  Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (16/11), harga penjualan ini sebesar Rp 396,89 per saham.

Harga penjualan Bank Dinar ke Apro Financial Co Ltd ini lebih tinggi dari penutupan harga Bank Dinar hari ini (16/11) yaitu Rp 200 per saham. Dengan harga penjualan ini maka APRO harus merogoh kocek sebesar Rp 691 miliar untuk mengempit kepemilikan sekitar 77,38% saham Bank Dinar tersebut.

Tercatat mayoritas pemilik saham adalah Nio Yantony yang ingin menjual 29,16% sahamnya. Kedua Syaiful Amir yang menjual 10,58% saham, dan ketiga Andre Mirza Hartawan yang menjual 21,15% saham.

Rencana transaksi penjualan saham ini sesuai dengan penandatangan pembelian saham bersyarat (PPPSB) antara Apro Financial Co Ltd dengan Bank Dinar. Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar mengatakan, dengan adanya penjualan saham ke investor Korea Selatan Apro Financial ini diharapkan bisa meningkatkan bisnis bank Dinar.

“Dengan adanya tambahan modal dan adanya investor baru ini bisa membuat nuansa baru yang lebih positif,” ujar Hendra Lie kepada KONTAN, Rabu (16/11).

Saat ini menurut Hendra, Bank Dinar bergerak di segmen ritel. Harapanya dengan adanya akusisi ini bisa memudahkan bank mencapai target sampai akhir tahun. Sebagai informasi, sampai akhir tahun bank berkode emiten DNAR ini menargetkan total aset sebesar Rp 2,2 triliun dengan penyaluran kredit sebesar Rp 1,3 triliun.

Untuk bisnis yang akan disasar Bank Dinar ke depannya adalah beberapa kredit yang terkait bisnis pendukung infrastruktur dan kontruksi. Seperti kredit ke pedagang besi bahan bangunan, supplier bahan elektronik. Selain itu, Bank Dinar juga menyalurkan kredit ke industri bahan pangan dan penggilingan padi dan transportasi.

Terkait dengan rencana Apro yang akan menggabungkan dua bank, Hendra hanya menjelaskan, APRO selama ini memang sedang mengincar satu bank lagi untuk digabungkan ke Bank Andara yang sebelumnya sudah dikuasai 40% sahamnya.

Diharapkan dengan gabungan kedua bank yaitu Bank Dinar dan Bank Andara maka bank baru hasil gabungan ini bisa masuk BUKU II. Sebagai informasi sampai September 2016 modal inti bank Dinar adalah sebesar Rp 435 miliar sedangkan modal inti Bank Andara pada semester 1-2016 lalu sebesar Rp 131 miliar.

Sebelumnya Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Perbankan OJK Nelson Tampubolon mengatakan, Apro kemungkinan akan terlebih dahulu menyelesaikan proses akuisisi PT Bank Andara tahun ini. Meski demikian, OJK telah mengantongi komitmen Apro untuk mengakuisisi dua bank dan menggabungkan kedua bank tersebut.

"Apro sedang lakukan due diligence untuk dua bank. Nanti tergantung mereka, tapi tahun ini biar Bank Andara selesai dulu, yang penting kami sudah kantongi komitmen mereka untuk akuisisi dua bank," kata Nelson.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×