Reporter: Roy Franedya | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Pesatnya pembangunan infrastruktur mendorong perbankan menyalurkan kredit ke sektor itu, salah satunya Bank BNI. Bank berlogo angka 46 ini menargetkan kredit infrastruktur sebesar 30% dari portofolio kredit.
Per Agustus lalu, total kredit BNI mencapai Rp 190 triliun. Untuk mencapai target penyaluran kredit infrastruktur, BNI terus bekerjasama dengan berbagai perusahaan, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Terbaru, BNI menyalurkan kredit Rp 3,95 triliun pada
PT Hutama Karya. BUMN pengelola tol ini mendapatkan cash loan Rp 500 miliar dan non-cash loan Rp 3,45 triliun. Hutama Karya akan menggunakan pembiayaan ini mendanai proyek tahun ini dan tahun depan yang mencapai
Rp 13,02 triliun.
Direktur Utama Bank BNI, Gatot Mardiantoro Suwondo, mengatakan perlu percepatan pembangunan infrastruktur untuk menurunkan biaya industri.
Dengan penurunan biaya, industri infrastruktur bisa meningkatkan daya saing industri domestik. "Hutama Karya merupakan salah satu BUMN yang menjalankan program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) sehingga peluang permintaan pembiayaan infrastruktur sangat besar," kata Gatot, Senin (8/10).
Selain menyalurkan kredit ke Hutama Karya, BNI juga menyediakan layanan cash management bagi Hutama Karya. Saldo Hutama Karya yang mengendap di BNI antara Januari-September 2012 ditempatkan dalam dua kelompok besar, yaitu giro rupiah senilai Rp 44,37 miliar dan giro valas Rp 3,9 miliar.
Gatot menambahkan, peningkatan penyaluran kredit infrastruktur melalui sinergi BUMN juga bertujuan menjaga pertumbuhan penyaluran kredit. Maklum, penyaluran kredit untuk korporasi yang bertujuan ekspor sedang seret karena melemahnya ekonomi di negara-negara tujuan ekspor. "Perlu dipastikan bahwa bisnis ini masuk ke perbankan lokal dan tidak jatuh ke asing. Margin bisnis ini besar," imbuh Gatot.
Direktur Business Banking Bank BNI, Krishna R Suparto, mengatakan BNI mencairkan kredit infrastruktur Rp 36 triliun hingga Juli lalu. Adapun komitmen kredit ke transportasi Rp 6 triliun. "Sedangkan yang dicairkan baru Rp 1 triliun. Kami juga mempunyai pipeline penyaluran kredit infrastruktur pada beberapa perusahaan, terutama BUMN," ujar Krishna.
Bank Central Asia (BCA) juga gencar menyalurkan kredit infrastruktur. Saat ini, BCA menyalurkan total kredit infrastruktur hingga Rp 18,3 triliun. Hingga akhir tahun, BCA menargetkan kredit infrastruktur Rp 20 triliun.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan, tantangan penyaluran kredit infrastruktur adalah jangka waktu yang panjang tapi dengan sumber pendanaan jangka pendek. "Untuk mengatasinya, kami membentuk konsorsium atau sindikasi kredit sebagai usaha menyebar risiko," kata Jahja.
Hingga Juni 2012, kredit korporasi BCA tumbuh 42,6% menjadi Rp 77,3 triliun. Total kredit BCA hingga akhir semester I lalu Rp 226 triliun, tumbuh 41,5% dibandingkan dengan Juni 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News