kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank gencar dorong layanan kredit digital


Minggu, 25 November 2018 / 16:39 WIB
Bank gencar dorong layanan kredit digital
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah Bank BTPN


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perbankan terus memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai model bisnis ke depan. Kini, bukan hanya dapat membuka rekening bank tanpa ke kantor saja, layanan pemberian kredit via digital alias digital loan juga tengah menjadi perhatian khusus bagi sebagian bank.

Beberapa bank juga sudah meluncurkan produk kredit digital sebagai salah satu upaya untuk menjaring nasabah ritel. Yang teranyar, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) sedang berupaya untuk mengembangkan fitur pemberian kredit lewat aplikasi digital banking milik perseroan yakni Jenius.

Digital Banking Value Proposition and Product Head BTPN Irwan Sutjipto Tisnabudi mengatakan, fitur yang bertajuk Flexi Cash ini merupakan dana siaga (standby loan) yang diberikan ke pengguna aplikasi Jenius sebagai dana tambahan.

Namun, lantaran masih dalam pengembangan, tidak seluruh nasabah Jenius bisa memanfaatkan Flexi Cash, melainkan hanya nasabah aktif Jenius yang terpilih dan ditawarkan oleh perseroan.

Plafon pinjaman yang ditawarkan cenderung bervariasi. Menurut Irwan, rata-rata dana yang disediakan oleh perseroan yakni Rp 7-8 juta. Dana tersebut, dapat ditarik dan digunakan kapan saja sesuai kebutuhan para nasabah.

"Responnya bagus, dari yang kami tawarkan sekitar 17% sudah aktivasi Flexi Cash. Dari 17% itu sekitar 75% nasabah kami sudah mencairkan, on average stand by loan Rp 7-8 juta," tutur Irwan saat ditemui di Jogjakarta, Jumat (23/11) lalu.

Menurut Irwan, bunga yang dibebankan ke nasabah akan disesuaikan dengan besaran dana yang dipinjam dari total plafon yang diberikan. Nasabah juga diperbolehkan untuk melakukan pembayaran pinjaman lebih awal yang akan mengurangi jangka waktu pinjaman dan otomatis beban bunga akan menjadi lebih rendah dari yang ditetapkan sebelumnya.

"Jadi misalnya dapat tawaran dari kami Rp 5 juta, mau cairkan Rp 500 ribu untuk tiga bulan itu juga bisa. Bunganya itu dari 1,75% hingga 2,25%, jauh dibandingkan kredit biasa, hampir mirip dengan kartu kredit, bunga itu juga berlaku untuk dana yang dicairkan saja bukan plafonnya," jelas Irwan.

Lantaran masih dalam pengembangan, untuk saat ini fitur tersebut hanya bisa didapatkan oleh nasabah eksisting yang terpilih. Namun, ke depan, perseroan akan menyediakan fitur tersebut untuk semua nasabah Jenius dan memperbolehkan nasabah untuk mengajukan pinjaman.

Adapun, hingga saat ini jumlah nasabah Jenius ada lebih dari 900.000 orang. Sedangkan nasabah aktif tercatat lebih dari 700.000 orang dengan rata-rata transaksi sebanyak Rp 4 juta per bulan.

"User kami total ada 900 ribu lebih, itu naik 2,5 kali lipat dibanding tahun lalu," katanya.

Bukan satu-satunya

BTPN bukan satu-satunya dan yang pertama memberikan pinjaman secara online. Belum lama ini, PT Bank Sahabat Sampoerna (BSS) juga meluncurkan produk kredit digital.

Bank milik taipan ini sudah mulai mengembangkan aplikasi pinjaman berbasis web atau diberi label PDaja.com. Merujuk artikel yang dimuat Kontan.co.id (16/11) Direktur Funding, MSE, FI dan Jaringan Kantor Bank Sampoerna Ong Tek Tjan mengatakan kelak 75% penyaluran kredit perseroan dalam satu ke depan bisa diajukan lewat aplikasi tersebut.

Hal tersebut sesuai dengan segmen kredit BSS yang memang fokus pada kredit UKM atau sebanyak 75% dari total kredit masuk ke segmen tersebut. Berbeda dengan Jenius, BSS memberikan kesempatan bagi nasabah maupun calon nasabah perseroan untuk mengajukan pinjaman kredit dengan plafon mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 510 miliar dengan tenor 12 bulan dan bunga 15% sampai 18% per tahun.

Agunan atau jaminan yang bisa diberikan untuk dapat memperoleh pinjaman antara lain surat kepemilikan apartemen, rumah maupun ruko. Setelah bank melakukan analisis terhadap besaran agunan, BSS baru akan memberikan besaran plafon yang dapat dipinjamankan sesuai dengan perhitungan agunan dan mitigasi risiko perseroan.

Pada tahap awal, Bank Sampoerna akan melakukan uji coba PDaja.com selama enam bulan ke depan di Jabotabek. Bila sukses, bank akan mengimplementasikan ke 20 kantor cabang yang ada di Indonesia. Sembari melengkapi data base PDaja.com mengenai informasi tanah dan bangunan di berbagai wilayah.

Sekadar informasi, per September 2018 lalu BSS sudah menyalurkan kredit sebesar Rp 7 triliun atau tumbuh 15% year on year (yoy) dengan NPL di bawah 3%. Tahun depan, pihaknya menarget kredit tumbuh di atas 15%.

Bank lain yang juga memiliki fitur serupa yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) lewat situs resmi BNI di eform.bni.co.id. Awalnya, penyaluran kredit secara digital oleh BNI difokuskan untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR).

Kini, nasabah maupun non nasabah BNI sudah dapat mengajukan kredit untuk kebutuhan lain selain KUR seperti BNI Griya atau kredit pemilikan rumah (KPR), kredit tanpa agunan (KTA) yang dibungkus dengan nama BNI Fleksi bagi pegawai aktif dengan penghasilan tetap, pengajuan kartu kredit BNI serta kredit BNI Wirausaha dengan nilai pinjaman mencapai Rp 1 miliar untuk modal usaha dan investasi yang bisa dicicil hingga 120 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×