Reporter: Yoliawan H | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk (Bank Ina) melihat pertumbuhan kredit kelompok bank BUKU I dan II yang melambat di awal tahun 2018 ini disebabkan oleh permintaan kredit di pasar yang masih terbatas.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Per Januari 2018, tercatat kelompok bank BUKU I dan BUKU II kreditnya turun masing-masing 29,66% year on year (yoy) dan 3,36% yoy.
Direktur Utama Bank Ina, Edy Kuntardjo menjelaskan, pertimbangan kredit saat ini masih terbatas sehingga ceruk kredit diperebutkan semua bank. Dengan kata lain, persaingan bank semakin ketat.
“Permintaan kredit baru saat ini masih pada proyek infrastruktur pemerintah dan kredit pemilikan rumah (KPR). Pada kondisi ini bank BUKU I dan II tertekan dan tidak mampu bersaing karena bunga kredit masih tinggi dan plafondnya terbatas oleh permodalan,” jelas Edy kepada Kontan.co.id, Rabu (21/3).
Menurutnya, bank BUKU I dan II belum berani bermanufer seperti memberikan bunga kredit yang lebih rendah dan masih ada kekhawatiran pada kredit bermasalah karena terbatasnya permodalan maupun profitabilitas.
Kendati demikian, kredit Bank Ina masih sedikit naik pada bulan Februari 2018 bila dibandingkan dengan Desember 2017. Tercatat kredit di Desember 2017 sekitar Rp 1,47 triliun dan per Februari 2018 sekitar Rp 1,51 triliun.
“Kami masih bisa meningkatkan kredit tapi tergerus sebagian karena kredit di take over bank lain. Kami masih bisa bersaing dari suku bunga kredit yang diturunkan karena tingginya modal yang kami miliki. Seiring proyeksi ekonomi yang membaik kami proyeksikan kredit bisa tumbuh 17% yoy,” tutup Edy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News