Reporter: Nurul Kolbi | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Belum ada sepekan, Bank Indonesia (BI) sudah melelang kembali term deposit (TD) valas. Pada lelang kemarin (18/6), bank sentral menyerap valas dari perbankan senilai US$ 500 juta. Jumlah tersebut lebih tinggi US$ 100 juta dari target indikatif (awal). Sementara total penawaran yang masuk mencapai US$ 1,15 miliar alias oversubscribed.
Pertama kali BI menggelar lelang TD valas Rabu pekan lalu (13/6). Dari target penyerapan dana sebesar US$ 700 juta, jumlah penawaran yang masuk mencapai US$ 1,61 miliar.
Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Humas BI, menjelaskan BI melakukan lelang setelah mempertimbangkan kondisi pasar, dan menghitung ketersediaan serta kebutuhan valas. "Pada lelang pertama banyak yang belum terserap, kami berupaya menarik lagi. Selain itu, kami perlu antisipasi perkembangan pasar ke depan," katanya, Senin (18/6).
Ke depan isu pembentukan pemerintahan di Yunani masih menjadi perhatian bank sentral. Pasar bisa saja bereaksi negatif jika partai pemenang pemilu, yang notabene pro bailout, gagal membentuk pemerintahan. "Kami menyiapkan instrumen agar perbankan tidak menempatkan valasnya di luar negeri," kata Dody.
Saat ini, outstanding TD Valas berjumlah US$ 1,2 miliar. "Kami berharap ini dapat meningkatkan kepercayaan pasar dan memberikan sentimen positif kepada nilai tukar rupiah," kata Dody.
BI akan kembali menggelar lelang. Ini terkait TD valas senilai US$ 500 juta yang akan jatuh tempo Rabu mendatang (20/6). Pada lelang nanti, BI menyiapkan instrumen dengan tenor lebih panjang yakni hingga 1 bulan.
Pada lelang kemarin, BI menawarkan instrumen berjangka waktu 7 hari dan 14 hari. Dari total yang terserap, sebanyak US$ 400 juta bertenor dua pekan. Sisanya, US$ 100 juta, hanya sepekan. "Yield yang 14 hari sebesar 0,15% sedangkan yield 7 hari sebesar 0,13%," katanya. Sebagai perbandingan, pada lelang pertama, yield 0,18% untuk tenor 14 hari dan 0,16% untuk 7 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News