kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank injak pedal gas untuk menggeber penyaluran kredit konsumer di sisa tahun ini


Jumat, 18 Oktober 2019 / 17:51 WIB
Bank injak pedal gas untuk menggeber penyaluran kredit konsumer di sisa tahun ini
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank CIMB Niaga Jakarta, Rabu (2/1). Menjelang akhir tahun, pertumbuhan kredit konsumer di sejumlah bank masih cukup positif walau pertumbuhan kredit secara industri kian melambat. Pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/01/2018.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, pertumbuhan kredit konsumer di sejumlah bank masih cukup positif walau pertumbuhan kredit secara industri kian melambat. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya yang sampai dengan akhir kuartal III 2019 lalu mengaku kredit konsumer masih tumbuh sejalan dengan target awal tahun yakni di level 10%.

Direktur Konsumer BRI Handayani menjelaskan walau kredit konsumer di BRI masih didominasi kredit berbasis gaji alias kredit kepegawaian, pertumbuhan paling besar di sisa akhir tahun ini akan lebih banyak disumbang oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Sebab, menurut catatan perseroan sampai dengan September 2019 lalu KPR BRI masih mencatat kenaikan sebesar 22%-23% secara tahunan atau year on year (yoy). Hanya saja, tantangannya ke depan bukan lagi dari KPR segmen menengah atas tetapi KPR segmen menengah ke bawah.

Baca Juga: RUPSLB ditunda, BBTN masih dipimpin pelaksana tugas harian direktur utama

Apalagi, jatah KPR subsidi alias fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) yang diberikan Pemerintah telah habis. Alhasil, BRI pun mengeluarkan produk KPR menengah ke bawah untuk ticket size rumah Rp 250 juta.

"Ke depan kami kembangkan KPR milenial, karena banyak potensi yang bisa dikembangkan," terangnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (17/10).

Lewat produk KPR milenial dengan promo bunga fix selama 3 tahun ini BRI berharap mampu menjaga pertumbuhan KPR hingga 10% hingga kuartal IV 2019. "Tenor untuk KPR milenial bisa sampai 25 tahun, untuk bunga floating mungkin sekarang di kisaran 12%-13% sudah lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya," lanjutnya.

Selain BRI, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) sebagai pemain utama di segmen KPR juga tak mau kalah. Kendati masih memiliki jatah KPR subsidi melalui skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), pihaknya juga punya cadangan produk untuk dikeluarkan pada sisa kuartal IV 2019.

"BP2BT kan masih ada sekitar 12.000 unit, kemungkinan kami habiskan itu dulu," ujar Direktur Konsumer BTN Budi Satria. 

Baca Juga: Meski biaya transfer makin murah, bankir pede masih bisa dapat komisi gendut

Bank bersandi saham BBTN ini menjelaskan, BTN memiliki produk KPR khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang bisa dikeluarkan kapan saja dengan menggunakan likuiditas perseroan. Nantinya, KPR tersebut bakal memiliki bunga sebesar 7%.

Adapun, secara keseluruhan kredit konsumer BTN masih tumbuh sebesar 19,6% secara yoy sampai dengan kuartal IV 2019. Melihat jatah FLPP yang sudah habis, pihaknya memandang pada akhir tahun kredit konsumer hanya akan tumbuh sekitar 10%.

Lebih lanjut, Budi mengisyaratkan pula bakal turunnya tingkat bunga kredit konsumer di akhir tahun, lantaran sudah melewati batas transisi dari penurunan bunga simpanan. "Dalam waktu dekat ini kami akan rapat membahas soal bunga kredit, biasanya kurang lebih 2-3 bulan dari penurunan bunga deposito akan ada penurunan (bunga kredit)," katanya.

Setali tiga uang, PT Bank CIMB Niaga Tbk juga berharap pada sisa tahun ini kredit konsumer masih bisa mencatatkan pertumbuhan di level dua digit. Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan menuturkan khusus untuk KPR pihaknya masih mencatatkan pertumbuhan 13%. 

Sementara produk konsumer lain seperti kartu kredit juga masih meningkat 11%. "Kami harapkan KPR tumbuh 10%-12% dan kartu kredit 10% sampai akhir tahun," terangnya.

Sama seperti dua bank sebelumnya, CIMB Niaga pun mengamini bahwa pada kuartal IV 2019 ini kredit konsumer bakal lebih banyak didominasi oleh KPR. 

Baca Juga: BJB Syariah gandeng Perum Perumnas salurkan pembiayaan kepemilikan rumah

Perseroan pun juga sudah mulai merambah ke segmen menengah ke bawah, terutama KPR dengan ticket size di kisaran 200 juta. Meski begitu, secara keseluruhan, rata-rata ticket size KPR CIMB Niaga masih sekitar Rp 800 juta.

Di sisi lain, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatatkan kredit konsumer masih tumbuh satu digit. Dalam presentasi perusahaan per September 2019 kredit konsumer baru tumbuh 8,71% secara yoy menjadi Rp 22,85 triliun.

Meski begitu, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha memproyeksi pertumbuhan pada akhir tahun minimal bakal menyentuh 9%-10% secara yoy. Sebabnya, ada dua jenis kredit konsumer yang saat ini tengah digalakkan perseroan lewat penawaran promo. Pertama yakni kredit multiguna Bank Jatim dan KPR. 

Merinci laporan keuangan, kredit multiguna memang merupakan andalan kredit perseroan alias mewakili 60,59% dari total kredit Bank Jatim. Sampai dengan kuartal III 2019 lalu kredit multiguna masih meningkat 9,62% yoy menjadi Rp 20,65 triliun.

Baca Juga: Masa depan asuransi ditentukan oleh teknologi, OJK tinjau aturan mainnya

Sementara itu, untuk KPR Bank Jatim terpantau tumbuh cukup deras mencapai 16,18% secara yoy menjadi Rp 2,17 triliun.

Menurut Ferdian, pada periode libur Natal dan Tahun Baru permintaan kredit konsumer terutama untuk multiguna memang selalu mencatatkan tren yang positif. "Promo multiguna dan KPR memang kami perpanjang sampai akhir tahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×