Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) bersiap mengalokasikan modal tambahan kepada unit usaha syariah (UUS) sebagian bagian dari rencana untuk bersulih diri menjadi Bank Umum Syariah (BUS) atawa spin off. Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony Sudjiaryanto memastikan, spin off UUS bakal berlangsung sebelum tutup tahun ini.
Sejatinya, Bank Jatim sudah mempersiapkan spin off selama setahun terakhir. Selain potensi bisnis syariah yang kinclong, pendirian BUS juga sudah mengantongi izin pada rapat umum pemegang saham (RUPS) yang berlangsung Januari 2016.
Dari sisi modal, bank berkode saham BJTM ini sudah mengalokasikan dana sebesar Rp 500 miliar. Besaran itu disesuaikan dengan persyaratan minimum BUS.
Rencana penyertaan modal ini pun sudah disampaikan manajemen ke pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK). "Tahap berikutnya ijin prinsip dan operasional," tutur Tony, akhir pekan lalu.
Sumber suntikan modal Rp 500 miliar ini terdiri dari dua tahap. Sebesar Rp 300 miliar telah dikucurkan di akhir 2015. Sisanya sebanyak Rp 200 miliar akan disuntikkan di tahun ini.
Gambaran saja, aset UUS Bank Jatim mencapai Rp 1,8 triliun per Juni 2016. Pada periode yang sama, pembiayaan sebesar Rp 800 miliar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 1,3 triliun. Sementara, UUS Bank Jatim mengantongi laba Rp 1,7 miliar.
Secara operasional, UUS Bank Jatim sudah memiliki lima cabang syariah penuh di tahun 2016. "Tahun ini akan ada dua cabang penuh syariah siap berdiri, yaitu cabang Jember akhir Juli dan Sidoarjo di Agustus atau September," tambah Tony.
Saat ini, jumlah kantor cabang pembantu syariah tercatat ada enam unit. Pasca spin off, cabang pembantu ditargetkan bertambah menjadi 14 unit di akhir tahun ini.
Selain membesarkan anak usaha, Bank Jatim juga menyusun sederet aksi ekspansi sang induk. Di semester II ini, Bank Jatim berencana membuka kantor cabang di Batam.
Direktur Bisnis Menengah Korporasi Bank Jatim Su'udi menyatakan, nilai investasi pembukaan kantor cabang ini sekitar Rp 2 miliar. Bank Jatim juga membesarkan diri lewat program laku pandai pada rencana bisnis bank (RBB) tahun 2016. Bank Jatim memasang target jumlah 58 agen di tahun ini.
Dari segi kinerja, hingga semester I 2016 Bank Jatim membukukan pertumbuhan penyaluran kredit 3,49% menjadi Rp 29,27 triliun. Sepanjang periode itu, pendapatan bunga tumbuh 8,18% menjadi Rp 2,40 triliun.
Angka pertumbuhan kredit Bank Jatim kali ini turun drastis dari pertumbuhan kredit semester I 2015 sebesar 14%. Sementara DPK masih didominasi dana murah yakni tabungan yang tumbuh 5,62% atau sebesar Rp 12,38 triliun. Per Juni 2016, rasio likuiditas (LDR) Bank Jatim bertengger di level 72,64%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News