kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bank kejar implementasi KUR merata ke luar Jawa


Selasa, 18 September 2012 / 07:30 WIB
Bank kejar implementasi KUR merata ke luar Jawa
ILUSTRASI. Kinerja moncer PT Bank Danamon Indonesia Tbk di semester I-2021


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Asnil Amri

LAMPUNG. Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang tidak merata, pernah menuai kritik dari masyarakat. Program kredit yang mendapat jaminan pemerintah itu dianggap hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa. Bank mencoba mengatasi keluhan ini dengan menggelar ekspansi KUR di daerah luar Jawa.

Misalnya upaya Bank Rakyat Indonesia (BRI) memperbesar portofolio KUR di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbangsel). Kantor wilayah BRI yang membawahi lima provinsi ini membukukan KUR sebesar Rp 3,7 triliun per Agustus 2012, melonjak 32% dibandingkan posisi akhir 2011 senilai Rp 2,79 triliun. Pada bulan yang sama, total debitur KUR di wilayah ini sebanyak 387.778 nasabah.

Angka Rp 3,7 triliun memang sangat kecil dibandingkan realisasi KUR BRI senilai Rp 51,6 triliun. Persentasenya hanya 7,1%. Namun, tren terus meningkat dan debiturnya semakin beragam. BRI sendiri menargetkan KUR baru tahun ini senilai Rp 15 triliun. "Penyaluran KUR di Sumbangsel tumbuh pesat, ditopang oleh jaringan yang luas. Kami memiliki 400 BRI unit yang tersebar di lima provinsi,” kata Budi Satria, Pemimpin Wilayah BRI Sumbagsel.

Saat bank lain berekspansi KUR ke pulau lain, pemerintah berupaya memastikan program populis tersebut tetap berlanjut, alias tidak berakhir saat pemerintahan selesai pada 2014 mendatang. Sehingga, para pelaku mikro yang baru mengikuti program ini ada kepastian usaha dan pembiayaan.

Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Syarief Hasan, masalah sentral dalam financial inclusion seperti KUR adalah jaminan keberlanjutan (sustainability) program tersebut.

Di banyak negara, program semacam ini mandek, sebab mereka sangat tergantung pada bantuan asing, hibah, dan anggaran negara. "Di negeri ini KUR menggunakan dana bank yang risikonya kami jamin sebagian," ujar Syarief.

Maka itu, Indonesia sukses mengembangkan KUR dan menjaga keberlanjutannya. Bahkan KUR menjadi incaran bank sebab terbukti mampu meningkatkan penetrasi kredit mikro dan juga bisa menjaga profil risiko usaha mikro. "Hal ini sebab kita mampu menyusun skim yang tepat , di sana kita dapat merumuskan dari sisi sosial dan komersilnya,” ujar Syarief.

Sampai Juni 2012, bank pelaksana penyalur KUR terdiri atas lima bank umum, dua bank syariah dan 26 bank pembangunan daerah (BPD). Bank-bank terus memacu pertumbuhan realisasi KUR secara nasional. Sejak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan program ini 3 Oktober 2007, realisasi kumulatif KUR per Juli 2012 telah menembus Rp 82,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×