kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Bank Mandiri Beberkan Tantangan dalam Menyalurkan Pembiayaan ke Sektor Hijau


Kamis, 07 Desember 2023 / 14:12 WIB
Bank Mandiri Beberkan Tantangan dalam Menyalurkan Pembiayaan ke Sektor Hijau
ILUSTRASI. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah berupaya mendorong nasabah melakukan transisi bisnis yang ramah lingkungan melalui penyaluran pembiayaan ke sektor hijau.


Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah berupaya mendorong nasabah melakukan transisi bisnis yang ramah lingkungan melalui penyaluran pembiayaan ke sektor hijau. Berkenaan dengan itu, terdapat sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi.

Per September 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan portofolio kredit berkelanjutan sebesar Rp 253 triliun, atau 25% dari total kredit bank mandiri secara bank only. Lebih rinci, portofolio berkelanjutan itu terdiri dari portofolio sosial sebesar Rp 131 triliun dan portofolio hijau sebesar Rp 122 triliun.

Penyaluran portofolio hijau ini memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai market leader dengan share lebih dari 30%.

Untuk mendorong nasabah melakukan transisi bisnis yang ramah lingkungan, hingga September 2023, Bank Mandiri telah menyalurkan sustainability linked loan (SLL) sebesar Rp 2,1 triliun untuk industri susu, semen & perkebunan, serta dan pembiayaan transisi sebesar Rp 1,1 triliun untuk pertambangan.

Baca Juga: Intip Proyek-Proyek Hijau yang Didanai Green Sukuk

Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria mengungkap, awareness dari para pelaku usaha yang mengakibatkan adanya permintaan terhadap pembiayaan ke sektor hijau relatif masih terbatas. Hal ini pun mengakibatkan penyaluran atas pembiayaan hijau yang dihimpun tidak seluas seperti di luar negeri.

Eka menyebut, diperlukan adanya peningkatan awareness dari pelaku usaha atas pembiayaan hijau serta peran pemerintah dalam pembentukan skema insentif.

“Ada notion yang menyatakan tentunya apa yang bisa menjadi penyelesaian terhadap lemahnya demand ini, penyelesaian ini tentu saja bisa melalui peningkatan awareness dan adanya skema insentif yang cukup efektif,” ucap Eka dalam Konferensi Pers Mandiri Sustainability Forum 2023, Kamis (07/11).

Eka melihat, sebenarnya saat ini sudah banyak skema skema insentif yang telah dihasilkan, baik oleh regulator pemerintah maupun para pelaku usaha seperti Bank Mandiri. Namun, menurutnya masih perlu dilakukan pendalaman terkait pembiayaan hijau.

“Kalau kita berbicara terkait berkelanjutan, ada aspek sosial ada aspek hijaunya, di Indonesia mungkin akan lebih didominasi oleh aspek sosial nya dibandingkan dengan aspek hijaunya,” ujar Eka.

Selain itu, menurut Eka juga diperlukan inisiatif dan proaktif masing masing institusi dan pemerintah untuk dapat memperluas pendalaman terhadap pembiayaan hijau di Indonesia.

Baca Juga: Perbankan Lokal Masih Kesulitan Mengurangi Porsi Kredit ke Sektor Batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×