Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepanjang tahun 2017 berhasil meningkatkan kualitas kredit. Hal ini tercermin dari penurunan rasio non performing loan (NPL) gross 4% pada 2016 menjadi 3,46%. Penurunan ini juga berhasil memangkas alokasi pencadangan perseroan menjadi Rp 16 triliun dari Rp 24,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara secara net, NPL Bank Mandiri juga tercatat mengalami penurunan sebesar 0,35% dari 1,53% menjadi 1,18% di akhir tahun 2017.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penurunan NPL yang signifikan dikarenakan perseroan telah melakukan perbaikan sejak awal tahun 2016. Beberapa strategi penurunan NPL yang sudah dilakukan bank bersandi saham BMRI ini antara lain melakukan restrukturisasi kredit.
“Untuk debitur yang masih punya prospek usaha, kami restrukturisasi, untuk nasabah yang tidak memungkinkan untuk bisnisnya berjalan tapi memiliki aset yang baik kami fokus ke penjualan aset,” ujar Tiko di Jakarta, Selasa (6/2).
Selain kedua langkah tersebut, pihaknya juga melakukan intermediasi berupa investor strategis kepada debitur-debitur bermasalah.
Sementara bagi debitur bermasalah Bank Mandiri bahkan tidak segan-segan untuk mengambil langkah kepailitan. “Kami juga tidak takut untuk membawa debitur nakal ke ranah hukum,” tambahnya.
Pun, untuk mencegah pembentukan NPL baru Bank Mandiri tetap menjaga rasio pencadangan atau provisi di level 135,09%, meningkat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 124,46%.
Sementara itu, Kartika mengatakan rata-rata recovery rate Bank Mandiri secara jangka menengah berada di kisaran 35%, pihaknya menyebut angka tersebut masih belum bergerak banyak sampai akhir tahun.
“Secara rata-rata, recovery rate itu jangka menengah 35%, saya rasa sekitar segitu sampai akhir tahun 2018,” jelasnya.
Sebagai informasi, Bank Mandiri juga senantiasa melaksanakan fungsi intermediasinya melalui penyaluran kredit sebesar Rp 729,5 triliun pada akhir tahun lalu, jumlah tersebut naik 10,2% secara year on year (yoy).
Dari total kredit tersebut, kontribusi pembiayaan produktif sebesar 74,7% dari total portofolio. Kinerja tersebut juga berhasil mendongkrak nilai aset perseroan secara konsolidasi menjadi Rp 1.124,7 triliun pada akhir tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News