Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Kinerja kredit mikro PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) di semester I-2017 tumbuh sebesar 17,9% dari periode sama tahun 2016 menjadi Rp 54,3 triliun. Pencapaian itu menyebabkan manajemen Bank Mandiri optimistis membukukan kenaikan kredit mikro di atas 20% pada akhir tahun nanti.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas mematok target pertumbuhan hingga 28% menjadi sekitar Rp 65 triliun. "Secara gradual, kami terus meningkatkan penyaluran pembiayaan segmen mikro ke sektor-sektor produktif seperti seperti pertanian, perikanan dan pertambangan, yang kini mencapai 58,67% dari total portofolio,” terang Rohan, Minggu (27/8).
Untuk mencapai target tersebut, Bank Mandiri telah menerapkan sejumlah strategi, di antaranya meningkatkan jumlah jaringan Mandiri Micro Unit yang kini telah meliputi 994 cabang mikro, 1.427 unit mikro dan 652 kios mikro di seluruh Indonesia.
Bank Mandiri juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di segmen mikro, melalui pelatihan dan pembekalan agar proses penilaian kelayakan dan persetujuan kredit dapat dilakukan lebih cepat.
Selain itu, SDM Mikro yang berkualitas juga mampu memberikan nilai tambah kepada pelaku usaha mikro binaan Bank Mandiri melalui pendampingan dan tutoring tentang pengelolaan keuangan.
Harapannya ke depan, akan berdampak secara signifikan pada kualitas pembiayaan mikro yang hingga kini rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga baik di bawah 3%, atau tepatnya di level 2,42% per akhir Juni 2017.
Bank Mandiri juga menerapkan strategi memanfaatkan basis nasabah Bank Mandiri yang sekitar 1,2 juta sebagai mitra pengembangan maupun target pasar. Sinergi seperti ini terbukti efektif dan efisien dalam ikut memicu produktifitas pelaku usaha mikro.
Saat ini, Bank Mandiri memiliki dua buah produk mikro unggulan, yakni produk KUM dan KSM Adapun kedua produk didesain agar dapat mendukung pengembangan usaha debitur melalui skim kredit yang menarik dan bunga yang bersaing.
“Di samping produk Mikro, Bank Mandiri juga terlibat aktif dalam penyaluran program nasional Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah berlangsung sejak tahun 2007 ,” jelas Rohan.
Dalam kurun waktu tersebut hingga Juni 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan KUR sebanyak Rp 40,8 triliun kepada 874.821 debitur di seluruh Indonesia. Sedangkan jika menghitung penyaluran KUR pada paruh pertama 2017, Bank Mandiri telah menyalurkan Rp 5,8 triliun, atau 45% dari target penyaluran KUR tahun 2017 sebesar Rp13 triliun.
“Sejalan dengan keinginan pemerintah agar penyaluran KUR ditujukan 40% kepada sektor produkif, maka capaian per Juni, setara dengan 43% dari total portofolio,” imbuh Rohan.
Secara sektor, penyaluran KUR Bank Mandiri masih didominasi oleh bidang usaha perdagangan, yakni 29,32%, lalu diikuti oleh sektor jasa dan sektor pertanian. Adapun secara regional, penyaluran KUR terbesar dilakukan di Provinsi Jawa Timur, yakni kepada 23.178 debitur senilai Rp 1,12 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News