kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   -13.000   -0,54%
  • USD/IDR 16.600   -6,00   -0,04%
  • IDX 8.115   199,41   2,52%
  • KOMPAS100 1.124   33,45   3,07%
  • LQ45 800   27,21   3,52%
  • ISSI 286   4,52   1,60%
  • IDX30 417   16,10   4,01%
  • IDXHIDIV20 471   18,27   4,04%
  • IDX80 124   3,35   2,76%
  • IDXV30 133   4,54   3,52%
  • IDXQ30 132   4,71   3,70%

Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Analisa Eksposur Bisnis Debitur ke Rusia dan Ukraina


Selasa, 08 Maret 2022 / 12:13 WIB
Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Analisa Eksposur Bisnis Debitur ke Rusia dan Ukraina
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang Bnak Mandiri Jakarta, Selasa (28/12). Bank Mandiri Perkuat Analisa Eksposur Bisnis Debitur ke Rusia dan Ukraina.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Memanasnya konflik Rusia - Ukraina membuat perbankan dalam negeri mengukur dampak terhadap bisnis internasional.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk  (BMRI) misalnya, akan memperkuat proses analisa pengembangan bisnis dan pembiayaan terutama terkait eksposur bisnis calon debitur ke Rusia dan Ukraina. 

"Kemudian negara lain yang terkait secara proporsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik secara internal maupun eksternal serta tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian," kata Corporate Secretary Bank Mandiri, Rudi AS Aturridha, Selasa (8/3). 

Baca Juga: Volume Transaksi di Mesin EDC Bank Mandiri Tumbuh 15% di Januari 2022

Berdasarkan analisa tim ekonom Bank Mandiri, dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian Indonesia khususnya via jalur perdagangan relatif terbatas.

Namun jika berlangsung dalam jangka panjang, maka Indonesia perlu mengambil langkah mitigasi secara komprehensif di sektor-sektor yang potensial terdampak. 

"Selain itu, terus mewaspadai penerusan dampak sistematik konflik ke kawasan Eropa, terutama ke sektor perdagangan," terangnya. 

Baca Juga: Awal Tahun 2022, Pembayaran di Mesin EDC Tumbuh Dobel Digit

Tak hanya itu, Indonesia juga perlu mengantisipasi potensi kenaikan inflasi Indonesia ke depan akibat tren inflasi impor menyusul adanya ekspektasi kenaikan harga-harga energi dan komoditas dunia.

"Kendati demikian, Bank Mandiri cukup optimistis dapat mendorong pertumbuhan bisnis bank dan merealisasikan laju pertumbuhan bisnis kredit di kisaran 8% pada akhir 2022," tambahnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×