Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Bank pelat merah (BUMN) kian giat mendorong pertumbuhan dana murah atau current account and saving account (CASA). Hal ini untuk memupuk pendanaan.
Ambil contoh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk atau BRI yang berharap rasio CASA dapat didorong hingga 60% hingga akhir tahun atau mencapai Rp 790 triliun.
Direktur Konsumer BRI Randi Anto mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beragam strategi salah satunya melalui optimalisasi jaringan BRI termasuk agen laku pandai perseroan atau agen BRILink.
BRI juga akan meningkatkan internal marketing program yang menitikberatkan pada penghargaan (reward) lebih basar pada pencapaian CASA.
"Kami juga memperbaharui dan program marketing untuk tabungan britama, britama muda (britamax dan junior, dengan begitu semua segmen bisa terkaver," ujar Randi kepada KONTAN, Rabu (26/7).
Selain itu, BRI juga memiliki sejumlah program berhadiah bagi pelanggan setia perusahaan. "Semua ini tentu didukung juga dengan perluasan merchant untuk transaksi e-banking serta event untuk customer," tuturnya.
Sebagai informasi saja, hingga akhir Mei 2017 BRI mencatatkan CASA sebesar Rp 420 triliun atau tumbuh 21,25% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sementara porsi CASA terhadap keseluruhan dana pihak ketiga (DPK) perseroan mencapai 57,10% atau naik dibanding Mei 2016 sebesar 55,96%.
Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk menyatakan akan mendorong pertumbuhan dana murah dengan mengoptimalkan giro sebagai operation account nasabah kredit.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas mengatakan pihaknya juga akan meningkatkan transaksi giro nasabah korporasi, institusi pemerintah serta meningkatkan tabungan melalui intensifikasi value chain nasabah sebagai langkah mendorong pertumbuhan CASA.
"Kalau rasio CASA sampai akhir tahun, kami harap lebih tinggi dibanding pencapaian tahun 2016," kata Rohan.
Adapun, sampai dengan semester I 2017 bank bersandi emiten BMRI ini tercatat berhasil meghimpun dana murah sebesar Rp 490,22 triliun atau meningkat 11,56% secara yoy dibanding tahun sebelumnya Rp 439,39 triliun.
Sementara rasio dana murah terhadap DPK Bank Mandiri secara tahunan hanya naik 5 basis poin (bps) dari 69,1% pada semester I 2016 menjadi 69,6% di akhir paruh pertama 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News