Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun 2019, perbankan memprediksi segmen kredit komersial akan mulai terangkat. Setelah sebelumnya sempat loyo pada beberapa tahun terakhir, sejumlah bank mulai melakukan perbaikan pada segmen ini termasuk lewat pembenahan kredit macet alias non performing loan (NPL).
PT Bank Mandiri Tbk misalnya yang secara khusus membentuk direktorat untuk menggarap segmen komersial dengan mengangkat direktur baru di bidang tersebut. Beberapa waktu lalu, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo bilang tahun ini sejumlah perusahaan menengah baik BUMN maupun swasta sudah mulai membaik.
Selain itu, pasca Pemilihan Presiden 2019 rampung kondisi ekonomi Indonesia diyakini bakal rebound setelah mendapat kepastian. "Memang perusahaan menengah yang sudah cukup besar tapi bukan listed (perusahaan terbuka). Di segmen ini ada potensi tumbuh besar," katanya baru-baru ini.
Bank Mandiri dalam tiga tahun terakhir disebutnya sudah berhasil membereskan sejumlah kredit bermasalah di segmen ini. Di samping itu, portofolio kredit menengah di bank berlogo pita emas ini terbilang besar.
Sampai akhir tahun lalu saja, ada sekitar Rp 130 triliun portofolio kredit Bank Mandiri masuk ke segmen komersial atau menengah. Jumlah tersebut setidaknya setara 20% dari total kredit bank pelat merah tersebut.
Sebelum ada Direktorat baru, kredit komersial masuk dalam kategori kredit korporasi dengan portofolio mencapai Rp 400 triliun lebih tahun lalu. Jumlah itu setara 60% dari total kredit perseroan.
"Pemegang saham kami membelah ini agar komersial atau kredit yang besar dari korporasi non listed bisa didorong," ujarnya.
Cara ini juga disebut Tiko, sapaan akrabnya, dilakukan agar Bank Mandiri bisa menjadi penguasa pasar di segmen komersial. Setelah sebelumnya memegang urutan pertama dari segi pangsa pasar kredit korporasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News