kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Bank Mandiri genjot kredit ritel


Selasa, 15 Mei 2012 / 09:17 WIB
Bank Mandiri genjot kredit ritel
ILUSTRASI. Penurunan berat badan termasuk salah satu cara mengurangi tingkat keparahan infeksi Virus Corona.


Reporter: Roy Franedya | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Bank Mandiri berusaha mempertahankan pendapatan bunga tahun ini. Salah satu cara mencapai tujuan itu adalah, mendongkrak porsi kredit ritel dalam total portofolio. Bank aset terbesar ini akan meningkatkan porsi kredit ritel menjadi 40% - 42% dari total kredit, dari sebelumnya sekitar 30%.

Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, alasan pergeseran portofolio kredit tersebut karena pertumbuhan kredit ritel lebih tinggi ketimbang kredit korporasi atau wholesales banking. Bila kredit sektor ini tumbuh 12%-15% dibandingkan tahun lalu, kredit ritel seperti kredit kecil bisa mencapai 28% - 30% dan kredit mikro tumbuh 62%. "Tahun ini kredit ritel bisa tumbuh hingga 40%," ujar dia, Senin (14/5).

Salah satu cara Bank Mandiri mengembangkan kredit ritel, adalah membesarkan sektor business banking dan kredit mikro. Bank Mandiri akan menambah 300 gerai mikro, dari yang dimiliki tahun lalu 400 outlet. Di business banking, Bank mandiri akan mengoptimalkan 1.500 cabang dan lebih banyak melayani nasabah usaha menengah kecil (UKM). "Kami juga akan membangun relationship dan salesforce, membangun jalur khusus UKM dan inovasi produk," kata Pahala. Nah, peningkatan kredit mikro akan menurunkan porsi kredit korporasi.

Alasan bank menggenjot kredit ritel juga agar menumbuhkan pendapatan bunga. Maklum, kredit ritel memiliki bunga yang lebih tinggi ketimbang wholesales banking.

Penurunan bunga kredit lantaran kebijakan suku bunga dasar kredit (SBDK) dan penurunan imbal hasil obligasi rekapitalisasi menekan pendapatan bunga bank. Bunga obligasi rekap saat ini tinggal 3% dari sebelumnya sekitar 6%.

Per Maret 2012, penyaluran kredit Mandiri Rp 327,2 triliun, tumbuh 29,9% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan margin bunga (NIM) turun dari 5,08% menjadi 5,03%. Alhasil, pendapatan bunga hanya tumbuh 13,3% menjadi Rp 9,94 triliun.

Direktur Utama Bank BNI Gatot M Suwondo mengatakan, NIM ideal perbankan sekitar 5% - 5,7%. Ini agar bisnis bank tak merugi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×