Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Harga komoditas yang belum stabil membuat bank selektif dalam menyalurkan kredit ke sektor komoditas. Royke Tumilaar, Direktur Korporasi PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, pertumbuhan untuk komoditas tidak akan besar. Oleh karena itu, perusahaan sangat selektif memberikan kredit pada sektor ini.
Bank pelat merah ini hanya memberikan kredit kepada nasabah yang bisa mengatasi risiko fluktuasi harga komoditas dan mampu menjaga cashflow yang stabil antara lain melakukan lindung nilai (hedging). “Untuk itu rasio kredit bermasalah untuk segmen korporasi berada di bawah 1%,” katanya, belum lama ini.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kredit segmen pertambangan dan penggalian turun 13% menjadi Rp 120,02 triliun per Juli 2016 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 138,30 triliun.
Akibat penurunan kredit tersebut, nilai kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) naik 53,64% menjadi Rp 8,12 triliun per Juli 2016 dibandingkan posisi Rp 5,28 triliun per Juli 2015. Dalam perhitungan persentase, rasio NPL menjadi 6,75% per Juli 2016 dibandingkan posisi 3,81% per Juli 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News