kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank Mandiri minta longgarkan GWM primer jadi 5%


Selasa, 27 September 2016 / 14:52 WIB
Bank Mandiri minta longgarkan GWM primer jadi 5%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Kelompok bank BUKU 4 meminta kepada Bank Indonesia (BI) untuk memperlonggar kebijakan untuk meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, saat ini, likuiditas cenderung pas, namun akan terjadi pengetatan likuiditas di akhir tahun.

“Makanya, kami meminta kepada BI untuk melonggarkan kebijakan. Salah satunya penurunan giro wajib minimum (GWM) primer untuk rupiah,” katanya, Selasa (27/9).

Mandiri mengusulkan agar rasio GWM primer rupiah menjadi 5% dari posisi 6,5%. Pasalnya, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) Mandiri berada di level 90%.

Selain pelonggaran GWM primer, bank berpelat merah ini juga mengusulkan agar instrumen jangka panjang seperti pinjaman luar negeri masuk ke dalam perhitungan rasio pinjaman terhadap pendanaan atau loan to funding ratio (LFR), karena bank-bank mulai mencari dana di luar negeri untuk mempertebal sumber dana.

Alasan Bank Mandiri meminta pelonggaran ini karena ada tren kenaikan permintaan kredit. Kartika bilang, pihaknya telah mencatat pertumbuhan kredit sebesar 10% per Agustus 2016, dengan target pertumbuhan kredit sebesar 10%-12% di akhir tahun 2016. Permintaan kredit masih terjadi pada segmen kredit rupiah maupun valuta asing (valas).

Namun, permintaan kredit valas masih lambat karena bank menghindari penyaluran kredit dalam mata uang asing. Misalnya, Bank Mandiri mengutamakan pemberian kredit valas untuk pertambangan emas, dan menghindari penyaluran kredit ke minyak dan gas. “Kami juga akan selektif menyalurkan kredit untuk menghindari kenaikan kredit bermasalah,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×