kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,26   -24,47   -2.64%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank Mandiri siapkan belanja modal untuk TI senilai Rp 2 triliun di tahun 2022


Kamis, 18 November 2021 / 12:48 WIB
Bank Mandiri siapkan belanja modal untuk TI senilai Rp 2 triliun di tahun 2022
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank Mandiri./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/29/09/2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna memperkuat layanan dan keamanan di sektor teknologi informasi (TI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan dana yang cukup besar. Terlebih bank berlogo pita emas ini gencar memasarkan Livin untuk ritel dan Kopra untuk segmen wholesale.

Timothy Utama, Direktur Information Technology Bank Mandiri menyatakan arahan untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 2 triliun di tahun 2022 mendatang. Nilai itu juga sama dengan tahun ini.

“Kalau ada keperluan lagi, bisa kita tingkatkan. Sedangkan operational expenditure TI kami Rp 2 triliun. Jadi kira-kira kami (Bank Mandiri) setahun Rp 4 triliun,” ujar Timothy pada Selasa (16/11).

Baca Juga: Transaksi Bank Mandiri lewat kantor cabang semakin berkurang

Ia menyatakan arah pengembangan digital dan TI Bank Mandiri tidak hanya berfokus pada transaksi finansial. Bank Mandiri ingin membidik lifestyle baik di Livin untuk ritel maupun Kopra untuk wholesale.

"Gross transaction value Bank Mandiri sudah hampir Rp 1.500 triliun secara year to date per pertengahan November 2021. Sedangkan kalau di wholesale itu hampir Rp 11.000 triliun. Decacorn terbesar di Indonesia baru sekitar Rp 400 triliun,” jelasnya.

 

Terkait kemungkinan mengakuisisi bank digital, ia mengatakan masih dalam kajian dan monitoring bank. Hal ini akan bergantung kepada kebutuhan nasabah. “Kami akan cari jalan yang tepat dan terbaik. Kami terus kaji dan monitoring, tapi kalau hanya untuk jadi digital, per hari ini Bank Mandiri sudah jadi digital walaupun memiliki cabang,” paparnya.

Saat ini 98% transaksi di kanal digital. Hanya 2% yang masih terjadi di cabang seperti transaksi yang tidak bisa di digital. Begitupun dengan nasabah  yang masih mengandalkan cabang harus tetap dilayani.

Selanjutnya: Bank Mandiri menanti aturan kolaborasi lembaga jasa keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×