Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis layanan sistem pembayaran khususnya uang elektronik kini telah dibidik oleh banyak perusahaan, termasuk perusahaan raksasa. Melihat tren tersebut, pemain uang elektronik yang telah lama terjun di bisnis ini yakni PT Bank Mandiri (persero) Tbk mengaku, tak khawatir dengan hal tersebut.
Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyebut, belum khawatir dengan merebaknya kompetitor di bisnis uang elektronik lantaran pasarnya masih sangat besar.
"Kami bahkan mengajak sinergi beberapa bank dan institusi untuk bersama-sama membangun less cash society di Indonesia," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/1).
Selain itu, pihaknya juga telah mempersiapkan sejumlah strategi antara yakni penguatan perjualan, memperbanyak titik top up dan memabngun use case yang baru. Di samping itu, bank berlogo pita emas ini juga turut melakukan edukasi sambil mendorong promosi uang elektronik.
"Untuk use case, misalnya kami perbanyak penerimaan di merchant, parkiran, food court dan tempat lainnya," ujarnya. Pun, Thomas menyebut saat ini perkembangan uang elektronik yakni eMoney tumbuh cukup signfikan baik dari sisi penjualan kartu maupun kenaikan transaski.
Tercatat sampai dengan akhir Desember 2017 jumlah kartu eMoney beredar mencapai 13 juta kartu, dengan nominal transaksi mencapai Rp 6,5 triliun. Jumlah kartu tersebut mengalami peningkatan sebesar 50% secara tahunan atau year on year (yoy).
Sebagai gambaran, data Bank Indonesia (BI) per November 2017 menunjukan nominal transaksi uang elektronik mencapai Rp 1,64 triliun, naik 98% dibanding November 2016. Sementara volume transaksi juga meningkat 93% menjadi 128,51 juta. Sedangkan jumlah unik naik 130% menjadi 113,72 juta dari 49,41 juta di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News