kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Bank Mandiri targetkan komisi dari wealth mangement bisa menembus Rp 700 miliar


Senin, 05 Agustus 2019 / 21:40 WIB
Bank Mandiri targetkan komisi dari wealth mangement bisa menembus Rp 700 miliar


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis pengelolaan dana nasabah tajir alias wealth management (WM) PT Bank Mandiri Tbk terus berkembang. Dana tersebut dijaring dari nasabah kaya yang memiliki saldo rekening di atas Rp 1 miliar.

Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gundardi mengungkapkan hingga akhir Juni 2019, total dana kelolaan atau fund under management (FUM) sudah mencapai Rp 205,3 triliun. Nilai tersebut tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,75% dibandingkan periode akhir Juni 2019.

Baca Juga: Mata uang China anjlok ke level terendah dalam satu dekade, siap perang mata uang?

Dana tersebut antara lain diperoleh dari 55.000 nasabah tajir perseroan yang tersebar di beragam instrumen investasi. Serta didukung oleh 63 outlet prioritas yang tersebar di 12 wilayah Indonesia.

Nah dari jumlah tersebut, setidaknya Bank Mandiri sudah berhasil memperoleh fee based income (FBI) sebanyak Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar. "Tahun ini diharapkan bisa meningkat menjadi Rp 700 miliar," katanya saat ditemui di Jakarta, Senin (5/8).

Menurutnya, bisnis WM saat ini masih menjadi salah satu core bisnis yang menjanjikan untuk memperoleh pendapatan komisi dari transaksi dan aktifitas nasabah perusahaan.

Baca Juga: Indomaret akui sejumlah gerai masih ditutup akibat pemadaman listrik

Tahun ini, ada beberapa tantangan yang masuk dalam perhatian khusus Bank Mandiri. Salah satunya adalah berakhirnya periode lock up period program amnesti pajak yang jatuh pada bulan Oktober-Desember 2019.

Sebabnya, dari total dana repatriasi yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 127 triliun, sebanyak Rp 8,5 triliun diparkir di Bank Mandiri.

"Kami ingin dana ini jangan sampai hilang, Menteri Keuangan juga sudah menghimbau pihak jasa keuangan dan mungkin akan keluar kebijakan-kebijakan baru," terangnya.

Baca Juga: Incar nasabah kelas kakap, Bank Mandiri bakal gelar customer gathering

SVP Wealth Management Bank Mandiri Elina Wirjakusuma menaambahkan, saat ini dari total FUM Bank Mandiri, sebanyak 70% masih berada di liabilitas atau dana pihak ketiga (DPK).

Sementara 30% tersebar di instrumen investasi yang terbagi menjadi dua produk besar yakni reksadana dan surat berharga.

Walau tidak merinci secara detail, khusus untuk dana kelolaan di luar DPK, peningkatannya hampir selalu dua digit setiap tahun. "Tahun ini kami ekspektasi bisa mencapai Rp 210 triliun sampai Rp 215 triliun total FUM Bank Mandiri," terangnya.

Baca Juga: Kepala Bappenas memprediksi pertumbuhan ekonomi di 2019 sebesar 5,1%

Sementara dari sisi nasabah, secara historis pihaknya mencatat penambahan nasabah sebanyak 2.000 per tahun. "Kalau dari pendapatan (FBI) sejak tahun 2014-2018 pertumbuhannya sekitar 20% per tahun, kami ekspektasi bisa lebih tinggi lagi tahun ini," sambung Elina.

Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, Bank Mandiri juga telah melakukan sinergi dengan anak perusahaan yakni PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) dan PT Mandiri Sekuritas (Mansek) serta memanfaatkan jaringan perusahaan di luar negeri seperti cabang Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×