Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Sejumlah bank kecil berencana untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di lantai bursa. Dua di antaranya adalah PT Bank Mayora, PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI).
Kendati demikian, nampaknya rencana tersebut belum akan terealisasi dalam waktu dekat.
Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij mengungkapkan, perusahaan memutuskan untuk menunda rencana IPO karena kondisi ekonomi yang belum membaik, serta beberapa indikator makroekonomi yang kurang mendukung.
"Kami akan menunggu situasi lebih baik, kami belum tentukan waktu yang tepat untuk IPO," ujarnya kepada KONTAN, Sabtu (16/9).
Tidak hanya itu, Irfanto mengatakan, saat ini kondisi permodalan Bank Mayora masih terlampau cukup. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Mayora pada kuartal III 2017 yang masih ada di level 25%-27%.
"CAR kami masih jauh dari ketentuan OJK untuk CAR yakni minimal 8%-10%," paparnya.
Sementara itu, dari sisi kinerja bank milik taipan ini terbilang stagnan. Tercermin dari penyaluran kredit sebesar Rp 3,39 triliun per akhir Agustus 2017 alias stagnan.
Tidak hanya kredit, aset perseroan hanya naik 0,7% year on year (yoy) menjadi Rp 5,72 triliun per Agustus 2017.
Adapun, dana pihak ketiga (DPK) justru turun 0,88% dari Rp 4,38 triliun Agustus 2016 menjadi Rp 4,35 triliun.
Bank DKI
Selain Bank Mayora, Bank DKI juga menyebut ada kemungkinan rencana IPO perseroan akan tertunda lantaran adanya pergantian Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta akhir tahun ini.
Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo menyebut, memang rencana untuk go public sudah ada dalam rencana bisnis Bank DKI.
Dalam peta jalan Bank DKI, Sigit menyebut pihaknya memang ingin melakukan IPO tahun 2018 mendatang.
"Kami memang ada rencana 2018 persiapan IPO, tapi semua tergantung pemilik yakni pemerintah provinsi DKI dan DPRD," ujar Sigit kepada KONTAN, Jumat (15/9).
Sigit menambahkan, sebenarnya rencana IPO Bank DKI bukan dikarenakan terbatasnya modal. Lihat saja, dalam dua tahun terakhir pemrov DKI sudah menyuntik Rp 1,5 triliun.
Menurutnya, dengan adanya IPO perbankan akan lebih sehat lantaran akan lebih diawasi baik oleh OJK, pasar modal, analis serta pemegang saham publik.
"CAR kami sudah mendekati 30%, jadi untuk modal tidak jadi soal untuk satu atau dua tahun ke depan," ungkapnya.
Dua bank ini tunda rencana IPO
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News